Mohon tunggu...
Setiyo Agustiono
Setiyo Agustiono Mohon Tunggu... Konsultan - trainer

trainer, assesor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengembangan Model Pendidikan Sistem Ganda di SMK Sampai Saat Ini Masih Jalan di Tempat

17 Mei 2018   11:21 Diperbarui: 17 Mei 2018   11:38 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era persaingan global dan pengembangan teknologi dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sudah sangat ketat, SDM dituntut mempunyai kompetensi yang sesuai dengan perkembangan DUDI. Paradigma pembelajaran di pendidikan menengah kejuruan (SMK) harus berubah ke paradigma baru yaitu pembelajaran yang memperhatikan demand driven, mengacu kepada standar kompetensi yang berlaku di DUDI  dengan menggunakan SKKNI atau standard khusus. 

Model pendidikan kejuruan tersebut sudah benar yaitu dilaksanakan dengan sistim ganda (dual system) di sekolah SMK sebagai kelas pengetahuan dan di industri atau dunia usaha sebagai tempat magang praktek kerja dalam meningkatkan kompetensi,  bentuk kegiatan/praktek nyata dengan waktu berimbang. Pada pendidikan sistem ganda, apa yang dipelajari Peserta didik? 

Jawaban mendasar adalah pelatihan mencapai kompetensi atau tugas-tugas yang relevan dengan kompetensi yang di butuhkan DUDI. Kompetensi tersebut dideskripsikan secara jelas apa yang harus dikerjakan, indikator ketercapaian kompetensi, dan seluruhnya harus dicapai dan dikuasai secara lengkap dan tuntas oleh siswa SMK.

Pengembangan sistem ganda SMK di Indonesia masih belum tuntas mensinergikan SMK - DUDI, sinergi mulai dari awal masuk pendidikan SMK, sehingga guru SMK, pelatih tempat kerja DUDI, dan kurikulum terintegrasi waktu praktek untuk menghasilkan pengalaman belajar dan berlatih praktek siswa SMK yang sesuai dengan tuntutan DUDI dan tuntutan kompetensi masa depan yang penuh dengan tantangan.

Prinsip Pengembangan sistem ganda SMK adalah belajar sambil bekerja dimana kegiatan pembelajaran harus banyak memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melakukan kerja praktek di DUDI dalam mencapai kompetensinya, porsi komposisi waktu  30% di SMK dan 70% di DUDI.

Pengembangan model pendidikan sistem ganda SMK masih jalan ditempat karena kondisi yang terjadi adalah SMK tidak memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan praktek kerja, 3 tahun belajar di SMK dan hanya 3-4 bulan praktek kerja, serta tidak ada sinergi antara kurikulum dan prakteknya di DUDI.

Mengapa ini terus terjadi?

  • SMK belum mempunyai pengertian secara benar tentang pendidikan sistem ganda.
  • SMK belum melakukan kerjasama yang benar dengan DUDI, terkait kurikulum, kompetensi dan lama waktu praktek kerja siswa SMK.
  • SMK hanya menjadikan siswa komoditas lulusan bukan kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan DUDI.

Mari segera kita kembangan model pendidikan sistem ganda di SMK Indonesia karena Pembelajaran berbasis kompetensi yang dibutuhkan DUDI dengan memagangkan siswa di DUDI dengan porsi waktu yang cukup (50% di SMK-50% di DUDI) agar siswa SMK merupakan outcome sebagai profil standar lulusan yang diharapkan bagi semua lulusan SMK yaitu langsung terserap oleh DUDI sebagai SDM berdaya saing tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun