Mohon tunggu...
Sagung Suryawati
Sagung Suryawati Mohon Tunggu... -

Blogger yang gemar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Kemacetan di Jakarta, "Bom Waktu" yang Harus Diatasi Bersama

4 November 2017   08:27 Diperbarui: 4 November 2017   08:47 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: interaktif.kompas.id

Mendengar kata Jakarta, hal pertama yang terlintas di benak saya adalah kemacetan lalu lintasnya. Ya, Kota Jakarta memang sudah dikenal sebagai kota dengan tingkat kemacetan terparah di Indonesia, bahkan semakin parah setiap tahunnya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh banyaknya kendaraan di ibu kota Indonesia tersebut.

Seperti dilansir oleh kompas.com (22/5/2017), Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Iskandar Abubakar mengungkapkan bahwa berdasarkan data Dishubtrans pada tahun 2015, jumlah kendaraan bermotor pribadi di DKI Jakarta mencapai 7.979.833 unit dengan rata-rata pertumbuhan 8,12 persen per tahun. Bisa dibayangkan, betapa ketatnya persaingan kendaraan di kota metropolitan dengan luas jalanan yang tidak seberapa. Jika hal ini terus berlanjut, kita hanya bisa menunggu waktu hingga lalu lintas di Jakarta menjadi lumpuh total.

Meskipun tidak tinggal di Jakarta, saya pernah mencicipi pahitnya kemacetan di kota besar tersebut. Saat berkunjung ke Jakarta, saya memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk dapat sampai ke tempat tujuan saya menginap padahal jarak antara bandara dan tempat tujuan saya tersebut tidak terlalu jauh. Ya, saya terjebak dalam kemacetan yang selalu menghantui Kota Jakarta.

Waktu tempuh yang tidak dapat diprediksi serta bayangan akan keterlambatan untuk menghadiri acara penting menimbulkan siksaan batin yang tidak ada habisnya. Faktor psikologis yang tidak baik ini memicu emosi saya ketika berhadapan dengan kemacetan. Apabila tanpa sengaja saya mengungkapkan kekesalan saat menghadapi kemacetan pada orang lain yang juga sedang emosi karena macet, hal ini tentunya dapat memicu pertengkaran dan membuat keadaan menjadi bertambah runyam. Alhasil, waktu yang dihabiskan di jalanan pun akan menjadi bertambah lama.

Tingginya volume kendaraan pribadi di Jakarta yang tidak diimbangi dengan ruas jalanan yang memadai membuat penduduk Jakarta membuang waktunya yang berharga untuk bergelut dengan kemacetan. Sebenarnya, jika pemilik kendaraan pribadi tersebut bersedia menekan sifat egonya untuk tidak berkendara seorang diri, masalah kemacetan akan dapat dikurangi.

Berdasarkan pengalaman penulis dan hasil pengamatan sejumlah pihak di lapangan, banyaknya jumlah kendaraan pribadi bukan hanya menyebabkan kemacetan namun juga masalah dalam mencari tempat parkir. Sedikitnya lahan yang tersedia untuk memarkir kendaraan membuat pemilik kendaraan pribadi memarkir kendaraannya dengan sembarangan. Bahkan, tidak sedikit yang mengambil bahu jalan untuk dijadikan tempat parkir kendaraannya. Hal ini tentunya juga menjadi salah satu pemicu kemacetan.

Uber sebagai aplikasi transportasi online yang peduli terhadap permasalahan serius di Kota Jakarta mengusulkan konsep "ride sharing". Konsep "ride sharing" merupakan salah satu solusi yang dapat ditempuh guna mengurangi kemacetan di ibu kota. Konsep tersebut diusulkan dalam kampanye #UnlockJakarta dari Uber. Konsep ini dapat diartikan sebagai berbagi tumpangan. Hal ini dilakukan dengan mengajak kerabat untuk berkendara bersama menuju tempat tujuan.

Pelaksanaan konsep "ride sharing" yang digagas oleh Uber ini dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di jalanan. Selain itu, konsep ini juga dapat mengurangi kebutuhan akan lahan parkir. Dengan berkurangnya jumlah kendaraan pribadi dan kebutuhan terhadap lahan parkir, diharapkan masalah kemacetan dapat teratasi. Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan dukungan pemerintah dan masyarakat untuk merealisasikan konsep ini.

Hal yang perlu ditekankan yaitu masalah kemacetan tidak akan teratasi dengan sendirinya. Ibaratnya bom waktu, jika kita hanya diam berpangku tangan maka ke depannya permasalahan ini akan menjadi semakin serius. Perlu upaya nyata dari pemerintah serta bantuan dari masyarakat untuk mengatasi masalah serius ini. Simak video berikut sebagai gambaran terhadap hal yang akan terjadi di Jakarta bila kita tidak mengambil langkah nyata untuk mengatasi kemacetan di ibu kota.

Sumber video: channel YouTube Uber Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun