Mohon tunggu...
Safrizal ArdanZuhair
Safrizal ArdanZuhair Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Walisongo

Mulailah dari hal kecil kemudian seiring berjalannya waktu nikmatilah suatu hal-hal kecil itu menjadi sebuah kenayataan yang besar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim KKN Reguler Kelompok 51 UIN Walisongo Melestarikan Obat Tradisional Melalui TOGA

19 November 2021   16:12 Diperbarui: 19 November 2021   16:20 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TOGA atau sering kali di sebut Taman Obat Keluarga adalah salah satu budaya nenek moyang yang masih eksis hingga sekarang. Keberadaanya banyak di budidayakan melalui taman-taman TOGA yang biasanya dikelola dan dikembangkan oleh ibu-ibu PKK di beberapa daerah Semarang. Keefisiensi TOGA biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bumbu dapur hingga obat-obat herbal yang biasanya mudah didapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Kebetulan sekali pada tanggal 24 Oktober 2021, saya dan kelompok 51 KKN Reguler UIN Walisongo Semarang mengadakan kerja bakti dan pembuatan taman TOGA di Desa Genuksari Semarang. Kami dan beberapa warga saling bergotong royong membantu menyiapkan lahan untuk taman TOGA yang rencananya akan dibangun di samping lahan kosong bekas pos kamling lama. Yang dulunya pernah dijadikan pos kamling juga, kini telah hancur tersapu banjir rob karena hujan deras.

Namun ketika kami memutuskan untuk KKN di Desa Genuksari dan kebetulan dalam program kerjanya juga ada agenda penghidupan kembali taman TOGA, jadi akhirnya Pak RW 10 pun mengadakan kolaborasi dengan anak-anak KKN untuk membuat taman TOGA kembali hidup dengan di bantu oleh warga dari lima RT yang berbeda. Dalam agenda penanaman kembali tanaman TOGA sebelumnya kami mencari bibit tanaman yang akan ditanam dari pengajuan izin dari DLH, PERHUTANI, dan Dinas Pertanian di Kota Semarang.

Persiapan lainnya yakni pembuatan pagar untuk melindungi taman TOGA dari hal-hal yang tidak di inginkan. Proses ini memakan waktu yang lama dari memotong kayu dan mengukur sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan, memasang pagar dengan paku, mengecat pagar dengan cat dasar hijau (meni), dan hingga proses akhir pemasangan pagar di sekitar taman TOGA. Kemudian untuk penanamannya sendiri kami dibantu oleh ibu-ibu PKK setempat, untuk rencana kedepannya akan dikembangkan kembali taman TOGA ini sebagai program berkelanjutan Desa Genuksari RW 10, karena dilihat oleh Pak RW 10 agenda ini sangatlah menarik untuk bahan-bahan pelengkap produk-produk aneka hasil tangan ibu-ibu PKK, yang nantinya dapat di jual sebagai usaha sampingan PKK.

Untuk pembuatan taman TOGA ini sangat di sambut dengan antusias sekali, mulai dari proses awal hingga akhir di dukung terus menerus. Sehingga lelah kami pun terbayar sudah dengan hal tersebut. Sebelum kami meminta izin untuk kembali ke tempat asal masing-masing. Beberapa dari kami mempunyai inisiatif untuk berkunjung ke rumah lima RT untuk pamitan dan memberikan sedikit pesan kepada RT selaku pemimpin Rukun Tetangga untuk dapat memerintahkan warga agar dibagi jadwal dalam perawatan taman TOGA dari RT satu sampai lima bergantian untuk menyirami ataupun memupuk tanaman TOGA tersebut. Dan tidak lupa kami juga berkunjung kediaman Pak RW untuk berterima kasih telah mengarahkan dan mendukung penuh dalam mewujudkan program kerja kami.

Dari KKN ini kami mendapatkan pelajaran yang banyak baik itu dari pengalaman kerja sama sesama anggota, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik ketika berbincang bersama warga, hingga pentingnya sebuah kekompakan dalam menjalankan program kerja. Serta banyak momen yang telah terukir dalam KKN di Desa Genuksari. Hal ini dapat di ceritakan kembali ke anak cucu sebagai sebuah sejarah yang nantinya dapat di jadikan pelajaran hidup untuk kedepannya.

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun