Mohon tunggu...
Safriani Aisyah
Safriani Aisyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penaku kreativitasku

Jangan pernah berhenti menulis, karena kamu tidak akan tahu siapa yg akan mengenangmu, kecuali tulisanmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konseling Keluarga (Menjadi harmonis, keluarga romantis)

8 Desember 2019   13:50 Diperbarui: 8 Desember 2019   14:20 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyaknya kasus terkait adanya ketidak-harmonisan dalam keluarga di lingkungan sekitar bahkan mungkin itu terjadi di keluarga kita sendiri, padahal menjadi keluarga yag harmonis adalah dambaan setiap manusia. Permasalahan terkait kekeluargaan pun beragam dari masalah kecil dan sepele sampai masalah besar.

Penyebabnya pun juga beragam mulai dari konflik di awal pernikahan yang terbawa sampai beberapa tahun pernikahan berjalan,  atau permasalahan terkait ekonomi, perselingkuhan hingga kekerasan dalam rumah tangga. Namun meskipun begitu pasti dalaam keluarga terutama suami-istri akan mempunyai cara sendiri untuk meyelesaaikan permasalahaan yang ada walaupun adapula dalam keluarga yang tidak mampu untuk menyelesaikannya.

Beberapa hal yang mengkhawatirkan terkait permasalahan keluarga yaitu apabila permasalahan tersebut berlangsung secara berkepanjangan hingga dapat mempengaruhi kesehatan psikologis dan mentalnya apalagi jika terjadi kekerasan fisik dan akhirnya akan adanya perpecahan dalam hubungan keluarga (broken home).

Keluarga bahagia disebutkan juga sebagai keluarga yang sakinah, dimana adanya ketentraman, kerukunan, kedamaian, jalinan hubungan yang romantis, penuh kelembtan serta penuh akan kasih sayang oleh satu anggota keluarga kepada dan untuk anggota keluarga lainnya. Keluarga yang bahagia senantiasa untuk saaling memberi dukungan dan dorongan untuk anggota keluarga yang lain, saaling menghargai, dan lain sebagainya.

Namun bahagia itu memiliki sifat subyektif serta relatif, kebahagiaan belum tentu berlaku untuk semua orang dengan kadar yang sama, kadang satu orang dengan suatu hal sederhana bisa mendapatkan atau merasakan kebahagiaan namun itu juga tidak berlaku bagi orang lain yang menurutnya kebahagiaan adalah sesuatu yang harus mahal dan mewah.  

Mengetahui bahwa banyaknya permasalahan yang terjadi mulai dari adanya perbedaan pendapat yang menimbulkan banyak masalah muncul jika hal tersebut dikaitkan dengan konseling maka akan banyak sekali peran penting konselor untuk membuat jalan tengah atau memberikan upaya bantuan kepada klien sebagai pembimbing yang telah memiliki pengalaman dan terlatih agar klien atau individu yang memiliki masalah tersebut dapat mengatasi masalahnya juga mampu berkembang potensinya serta mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar yang kemungkinan dapat berubah setiap waktu (S.Willis, 2004).

Konseling adalah merupakan suatu hubungan timbal balik antara dua individu atau lebih dimana terdiri dari yang seorang adalah seorang ahli (konselor) yang dapat membantu klien (individu yang memiliki permasalahan/problem) melalui pertemuan atau percakapan atau timbal balik itu sendiri (Thantawy, 1997).

Sedangkan keluarga adalah suatu matrik sosial, dimana terdapat suatu kelompok organisasi biopsikososial yang anggota didalamnya terikat oleh suatu ikatan untuk hidup bersama dan tidak saling membelenggu (Hawari, 1996).

Maka konseling keluarga merupakan sebuh konseling yang berkenaan dengan permasalahan dalam lingkup keluarga (ayah,ibu,anak, dan anggota keluarga lain) serta pernanan dan tanggung jawab masing-masing dalam keluarga itu sendiri. Proses dimana pemberian bantuan oleh konselor kepada yang berkaitan yaitu permasalahan yang ada dalam keluarga sehingga anggota keluarga dapat melakukan perencanaan dalam pembenahan diri ke arah yang lebih positif dan dapat menyelesaikan masalah dalam keluarga agar tujuan menjadi keluarga yang harmonis dapat tercapai.

Adapun sebenarnya tujuan dari konseling keluarga menurut Minuchin adalah mengubah struktur yang ada pada keluarga dengan cara menyusun kembali satu persatu permasalahan lalu menyelesaikan perpecahan yang ada anggota kelompok keluarga tersebut. Diharapkan keluarga dapat melihat realitas yang sebenarnya sehingga dapat memperbaiki pola baru dalam kehidupan berkeluarga.

Adapun bagaimana proses dan tahapan dari konseling keluarga itu sendiri yaitu jika klien datang untuk bercerita suatu masalah maka itu termasuk pada identifikasi pasen, kemudian pada tahap penanganan maka diharuskan untuk menghadirkan pihak keluarga. Menggunakan teori pada saat konseling juga merupakan suatu keharusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun