Mohon tunggu...
Safitri Ahmad
Safitri Ahmad Mohon Tunggu... Arsitek - arsitek lansekap, urban planner, penulis

Saya senang menulis, terutama tentang arsitektur, arsitektur lansekap, perkotaan, selain mengerjakan proyek lansekap dan kajian. Lahir dan besar di Bukittinggi, dan info tentang kota ingin saya bagi untuk pembaca, yang mungkin bermanfaat untuk pembaca yang ingin mampir ke kota itu. Saat ini, saya punya 3 web pribadi, safitriahmad.com, jamgadang04.com, dan cemilanminang.com.

Selanjutnya

Tutup

Book

Buku Gunawan Tjahjono Arsitek Pendidik

19 Juli 2022   07:47 Diperbarui: 19 Juli 2022   08:05 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Itu judul buku pertama saya. Ya... masih satu itu buku sampai saat ini. Proyek ini dimulai dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Maret 2014 buku ini terbit secara mandiri. Kalau dikenang kembali perjalanan buku ini dari awal sampai hari ini. Banyak hal yang membuat saya harus sering-sering berucap Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Saya kuliah di pascasarjana Universitas Indonesia Kajian Pengembangan Perkotaan tahun 2003. Dari semua dosen, ada salah seorang yang menarik perhatian namanya Bapak Profesor Gunawan Tjahjono. Cara mengajarnya unik, beliau menganjurkan beberapa buku yang perlu dibaca, pada saat tatap muka beliau mengajukan pertanyaan ke kami. Setiap bertanya dan mendapat jawaban dari mahasiswa reaksinya diam saja, tidak menyatakan bahwa jawaban itu benar atau salah atau bertanya balik. Apa jawabannya diinginkan Pak Gun? begitu saya biasa memanggilnya. Setelah lama, saya baru menyadari bahwa bukan jawaban apa, tapi latar belakang pemikiran atau pengalaman apa yang melandasi dari jawaban kita.

Karena cara mendidiknya yang menarik, saya kemudian memilih Pak Gun untuk menjadi dosen pembimbing tesis, dan tentu saja harus siap mendapatkan pertanyaan yang bertubi-tubi dari mulai tahap proposal sampai analisis. Pak Gun juga membekali saya dengan banyak sekali buku-buku bagus dan sebagian diantaranya pinjam dari beliau.

Beliau mengakomodasi apa yang saya mau, apa yang ingin diteliti. Beliau memposisikan diri sebagai teman diskusi, tetapi juga menantang saya untuk semaksimal mungkin berpikir kritis dengan pertanyaan-pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan itu saya mengetahui bahwa Pak Gun menguasai bidang yang akan saya teliti. Beliau suka membaca, pengetahuannya luas, pergaulannya luas, dan pengalamannya banyak. Jika ada yang saya tanyakan jawabannya tepat, argumentasinya kuat dan analisisnya tajam. Kita bisa mengukur kedalaman pengetahuan seseorang itu dari jawaban yang dia berikan.

Setelah lulus Saya ingin sekali menulis tentang Pak Gun, ingin berbagi tentang bagaimana beliau mendidik. Akhirnya saya email Pak Gun dan mengutarakan keinginan ingin membuat buku tentang beliau dan alhamdulillah beliau bersedia. Wah.. senang tak terkira membaca balasan email itu. Kenapa? Saya agak ragu beliau akan setuju, karena Pak gun bukan tipe orang yang ingin menonjolkan diri atau apa ya.... Sepertinya beliau menyetujui penulisan buku ini, karena saya suka menulis dan diberi kesempatan.

Tentu tidak sekedar email, saya harus menemui beliau, Pak Gun bilang "ini buku Fitri" tahu maksudnya? Beliau tidak akan ikut campur terhadap buku, hanya mengakomodasi kebutuhan untuk buku ini.

Mulailah tahap pengumpulan data; tentang cara beliau mendidik, tentang karya arsitektur dan karya tulis, tentang keluarga, dan kesan guru, mahasiswa, rekan sejawat. Menelusuri karya tulis di perpustakaan, mendatangi karya arsitekturnya, dan bertemu dengan Han Awal, Bismo Soewondo (keduanya arsitek senior), mewawancarai istri dan putranya. Wah.. itu pengalaman yang luar biasa. Rasanya data yang saya kumpulkan tak pernah cukup. Kelengkapan data perlu agar mudah dalam menulis.

Selanjutnya tahap penulisan, ini merupakan bagian yang paling sulit karena beberapa kali mengganti konsep, pusing sendiri, dan selama 6 bulan saya endapkan, setelah itu saya mulai lagi. Setelah draft buku jadi, pertanyaan berikutnya, apakah akan diterbitkan secara mandiri atau melalui penerbit. Dengan berbagai pertimbangan saya putuskan menerbitkan secara mandiri, alasan utama adalah saya tidak ingin rasa dan jiwa bahasa saya hilang oleh editor yang tidak memahami arsitektur dan memahami "saya" sebagai penulis.


Layout buku dikerjakan oleh Ismiaji, putra Pak Gun, seorang desainer grafis. Teman kuliah membantu mencetak buku. Total untuk produksi ada 3 orang yang terlibat; saya penulis, Ismiaji layouter, dan teman kuliah yang cetak. Ringkes ya...menerbitkan sebuah buku.

Berikut tahap menjual buku. Aduh ini merupakan tahap yang sangat sulit. Ingin ditaruh di toko buku terkenal berinisial G, tetapi hanya ada 700 buku, sedangkan menurut sumber yang dipercaya minimal 3000 buku. Selain itu prosesnya administrasinya agak rumit, sehingga saya memutuskan untuk menjual online. Sebagian dijual melalui reseller.

Saya selalu senang buku itu hadir, karena benar-benar menuliskan apa yang saya inginkan. Desain buku tersebut juga sangat bagus dan beda dengan buku biografi sejenis yang menampikan wajah di covernya. Saya beruntung Mas Aji mau mendesain buku itu.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun