Mohon tunggu...
Safira Maharani Putri Utami
Safira Maharani Putri Utami Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Belanja Online terhadap Perilaku Konsumen

19 Januari 2021   09:29 Diperbarui: 19 Januari 2021   09:58 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merujuk pada data tersebut, belanja online diminati oleh kalangan milenial hingga generasi Z yang memang sudah menginjak pada masa kemajuan internet, sedangkan untuk generasi diatas mereka tidak begitu familiar dengan kegiatan berbelanja online dan lebih memilih berbelanja di toko konvensional. 

Dalam hal tersebut, tentunya tidak semua generasi lawas tidak ikut menikmati perkembangan belanja online. Sebagian dari mereka, juga ikut menikmatinya dan mulai belajar dengan perlahan bagaiman cara dalam mengoperasikan smartphone untuk kepentingan lain selain komunikasi. Dari hal tersebutlah munculnya berbagai perubahan khususnya kepada bagaimana tingkah laku konsumen yang didorong karena adanya kegiatan belanja online.

Melansir dari Berliana Kartakusumah (2006), menurut Soedjatmoko, perubahan besar diakibatkan oleh tiga aspek utama, yakni pertama pertumbuhan ilmu pengetahuan serta teknologi, kedua aspek kependudukan serta ketiga aspek ekologi serta lingkungan hidup. Pertumbuhan ilmu pengetahuan serta teknologi yang dicapai oleh manusia pada saat ini sangat mencengangkan. Bermacam- macam teknologi yang sudah dikembangkan oleh para ilmuwan sehingga mampu mengganti dunia menjadi semakin kecil. 

Berdasarkan dari Piotr Sztomka (2004), perubahan sosial bisa dibayangkan bagaikan transformasi yang terjalin di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, adapun perbandingan antara kondisi sistem tertentu serta jangka waktu berlainan. Perubahan tersebut dapat merubah berbagai kebiasaan dan sikap manusia dalam menyikapinya. 

Begitu cepatnya perubahan yang timbul dapat menjadikan manusia bersikap yang tidak seharusnya dan cendurung tidak berpikir terlebih dahulu dengan matang-matang. Terutama dalam kasus belanja online ini, karena sebagian besar peminatnya ialah generasi milenial hingga generasi Z yang menyebabkan mereka dapat saja bersikap boros, hedonisme, dan terlalu mengagung-agungkan produk luar negeri. Perubahan sikap tersebut harus kita pahami bersama bahwa ada beberapa sikap yang memang sudah seharusnya tertanam dalam diri kita dalam menyikapi segala perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Nugroho Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan aksi yang langsung ikut serta dalam memperoleh, mengonsumsi, serta menghabiskan produk ataupun jasa, terhitung proses keputusan yang mendahului serta menyusuli tindakan tersebut. Dalam menarik minat konsumen juga dibutuhkan sebuah strategi pemasaran yang sesuai dengan keadaan sosial target pasar kita. 

Menurut Dwi Muryani (2012), pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan usaha yang diperuntukan untuk merancang, memutuskan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan benda serta jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada ataupun pembeli potensial. Untuk menguasai konsumen serta meningkatkan strategi pemasaran yang tepat kita wajib menguasai apa yang mereka bayangan serta mereka rasakan, apa yang mereka lakukan, serta apa dan juga dimana yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dialami, serta dilakukan konsumen (Nugroho Setiadi, 2003).

Dalam belanja online, strategi pemasaran merupakan kunci dari keberhasilan toko tersebut menyampaikan produknya kepada konsumen. Dengan adanya tren belanja online, strategi yang digunakan dalam pemasaran juga sangat berbeda dan tentunya juga dapat berakibat terhadap perubahan perilaku konsumen. 

Dalam menganalisa bagaimana perilaku konsumen juga harus diperhatikan dengan seksama bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan dan akan ditangkap oleh konsumen. Apalagi dengan tidak adanya tatap muka secara langsung karena ini merupakan jual beli melalui media internet, kejelasan informasi dan keterbukaan dari penjual juga menjadi hal yang tak kalah penting. Banyaknya kesalahpahaman antara penjual dan pembeli merupakan salah satu masalah yang dapat mengubah perilaku konsumen dan bagaimana pandangan konsumen tersebut terhadap belanja online.

Dengan kemajuan belanja online saat ini, perlu adanya penegasan kepada konsumen tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak. Dampak dari perubahan perilaku konsumen juga harus diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak agar tidak adanya dampak negatif lainnya yang akan merugikan kedua belah pihak. Perilaku konsumen juga sangat penting sebagai acuan bagi para penjual untuk mengetahui bagaimana konsumen nantinya akan melakukan transaksi jual beli. Jual beli sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan dan menjadi sesuatu yang tidak terlepas dari manusia.

METODE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun