Mohon tunggu...
Safira Izza
Safira Izza Mohon Tunggu... Jurnalis - Jelajah karsa dan rasa menikmati indahnya dunia

Mencari ilmu tidak hanya melewati bangku panjang bisa diperoleh dengan guru terhebat yaitu pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buket Harapan untuk Sang Bunda

22 Desember 2019   08:52 Diperbarui: 22 Desember 2019   08:48 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buah jatuh tidak jauh dari pohon nya. Sebuah pepatah mengatakan seperti itu, realita yang terjadi sekarang memang adanya.  Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang anak akan meniru kedua orang tuanya dari salah satunya. Terutama gen dari Ibu yang sangat dominan kepada anaknya.

Maka dari itu, jika anaknya sudah dewasa dan ada yang salah dari anaknya jangan menyalahkan dia. Karena semua tergantung pada atasan nya. Sebagai orang tua harus bisa intropeksi diri juga tidak hanya menyalahkan anak sepenuhnya.

Sejauh ini, semenjak saya lahir sebagai anak saya tidak pernah menyesal dari Rahim seorang wanita yang sangat tangguh dan kuat. Kuat hatinya, kuat fisiknya, kuat iman nya dan tidak lupa kuat akhlaknya. 

Dari lahir beliau yang mengajarkan arti sebuah hidup mulai dari caranya berbicara, cara berjalan dengan baik, cara makan, dan lain sebagainya. Beliau orang pertama yang mengenalkan aku pada indahnya dunia.

Beliau yang menuntun ku menuju surga dunia tentunya dengan kuatnya iman yang dimiliki. Sungguh mulia sekali beliau dalam hidupku.

Sejauh ini saya menjadi anak, saya merasa banyak sekali kekurangan terhadap beliau dan pasangan beliau, biar enak sebut saja Ayah sama Bunda. Bunda sebutan bagi wanita yang selama ini sangat berjasa dalam hidupku.

Kebaikan atau kelebihan tidak akan bisa tertuangkan dalam kata-kata ini. Karena telah banyak kebaikan Bunda yang diberikan kepada saya. Akan tetapi, saya sebagai anak yang kurang tau diri mengabaikan semua haluan dan perintahnya.

Sebenarnya proses ini dirasakan oleh semua para remaja meskipun berbeda kejadian nya. Menurut saya, hal ini wajar seusianya dimana usia yang masih sangat labil. Dengan jiwa keremajaan saya yang masih meronta-ronta, saya melakukan apapun yang saya suka.

Apapun itu, namun yang Maha Melihat tidak pernah tidur Allah memang adil adanya. Tidak bisa dipungkiri jika ridho Allah termasuk ridho orang tua pula. Memang benar adanya, banyak presentase yang membuktikan akan hal tersebut.

Dalam tulisan ini saya sedikit menuangkan permohonan kepada beliau. Sedikit mengejutkan bagi saya untuk diungkapkan secara nyata.  Pada hari itu, aku mengikrarkan ucapan untuk menguatkan dan memantapkan hatiku menuju langkah yang lebih baik lagi.

Dengan sedikit pengalaman dan banyaknya teguran dari Yang Maha Kuasa membuat tekad saya semakin kuat untuk menuju langkah ini. Mungkin tidak seberapa dengan apa yang beliau berikan kepada saya. Namun, menurut saya ini adalah kado terindah untuk orang yang saya cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun