Mohon tunggu...
Safira Izma Nabilah
Safira Izma Nabilah Mohon Tunggu... Administrasi - ..

cheese

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stres karena Kuliah Online? Ini Penyebabnya!

15 Juni 2021   06:28 Diperbarui: 15 Juni 2021   13:51 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Safira Izma Nabilah(375)-Mahasiswa Fakultas Psikologi,Universitas Muhammadiyah Malang

Pada awal tahun 2020 dunia diguncang oleh virus covid-19, virus ini telah menyebar ke seluruh negara dalam waktu yang sangat singkat termasuk Indonesia.Salah satu penyalurannya adalah melalui interaksi antar manusia.

Semua kegiatan belajar mengajar seperti perkuliahan, diskusi dan kegiatan lain yang sejenis yang diupayakan untuk tetap berjalan dengan melakukan berbagai penyesuaian, seperti pembelajaran online.

Pembelajaran online adalah proses belajar mengajar yang memanfaatkan internet dan media digital dalam penyampaian materinya,Seperti penggunaan aplikasi zoom dan google meet. Hal ini menimbulkan kesehatan mental sehingga jika kesehatan mental terganggu, maka timbullah gangguan mental atau penyakit mental.

Namun saat ini saya tidak hanya membahas tentang kesehatan mental saja,tetapi lebih ke penyebab dan dampak kesehatan mahasiswa dalam sudut pandang islam & biopsikologi semenjak perkuliahan online. Pertama saya akan menjelaskan tentang kesehatan dalam islam dan biopsilogi dengan singkat.

Pandangan Islam terhadap gangguan jiwa dan masalah kesehatan mental sebagai berikut, Dr. Jalaluddin dalam buku Psikologi Agama menyebut, "Kesehatan mental merupakan kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)". 

Sementara Pemikir Muslim, Al-Ghazali, meyakini manusia sebagai makhluk jasmani-rohani dan aspek ruhiyah merupakan sebuah hakekat nyata. Terkait upaya menciptakan ketenangan jiwa, ia menyebut jiwa terdiri dari empat elemen pokok, yakni al-qalb, al-ruh, al-nafs, dan al-aql.

Sedangkan dalam sudut Biopsikologi,kesehatan mental salah satunya adalah stres. Stres bukanlah emosi,tetapi merupakan hasil dari emosi,dan penyebab dari banyak hal lain. Hans Selye(1979) mempopulerkan konsep stres,mendefinisikan sebagai respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap permintaan yang diajukan padanya. 

Selye memperhatikan bahwa pasien dengan berbagai macam penyakit memiliki banyak kesamaan,seperti: mengalami demam,kehilangan nafsu makan, menjadi tidak aktif,mengantuk hampir sepanjang hari,dorongan seks menurun dan sistem kekebalan tubuh mereka menjadi lebih aktif. Selye menyimpulkan bahwa segala ancaman terhadap tubuh,disamping efek spesifiknya,mengaktifkan respons umum terhadap stress,yang disebutnya Sindrom Adaptasi Umum.

  • Pada tahap awal: yang disebutnya alarm,Kelenjar Adrenal melepaskan hormon epinefrin sehingga merangsang sistem saraf Simpatik untuk menyiapkan tubuh untuk aktivitas darurat singkat. kelenjar Adrenal uga melepaskan hormon kortisol,yang meningkatkan glukosa darah ,memberi tubuh energi ekstra, dan hormon Aldosteron, yang penting untuk menjaga garam darah dan volume darah .untuk mempertahankan energi untuk aktivitas darurat,tubuh sementara menekan aktivitas yang kurang mendesak,seperti gairah seksual.
  • Tahap kedua: resistensi, Respon Simpatik menurun,tetapi kelenjar Adrenal terus mengeluarkan kortisol dan hormon lain yang memungkinkan tubuh mempertahankan kewaspadaan yang berkepanjangan.
  • Setelah stres yang intens dan berkepanjangan,tubuh memasuki tahap ketiga:kelelahan,selama tahap ini,individu lelah,tidak aktif,dan rentan karena sistem saraf dan kekebalan tubuh tidak lagi memiliki energi untuk mempertahankan respons mereka.

Penyakit yang berhubungan dengan stres dan masalah kejiwaan tersebar luas di masyarakat industri,karena perubahan dalam jenis tekanan yang kita hadapi.Gagasan Selye yaitu,banyak peristiwa dapat memicu stres,dan tubuh bereaksi terhadap semua jenis stres dengan cara yang sama. 

Namun,seperti yang dikemukakan Jerome Kagan(2016),para psikolog telah bersedia untuk mendefinisikan stress dalam istilah yang luas dan tidak jelas yang berkisar dari peristiwa yang mengancam jiwa hingga masalah singkat ketidaknyamanan. Akibatnya,studi penelitian tentang stres kadang --kadang mencapai kesimpulan yang bertentangan tentang efek pada gairah sistem saraf simpatik,kewaspadaan,memori,respons,imun atau kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun