Mohon tunggu...
Desri Amalia
Desri Amalia Mohon Tunggu... Buruh - Pribadi

Jalan-jalan | Makan-makan | Foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelonggaran PSBB Harus Dibarengi Disiplin Protokol Kesehatan

1 Juni 2020   14:32 Diperbarui: 1 Juni 2020   14:35 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wabah Covid-19 banyak dampak terjadi di kehidupan masyarakat Indonesia dan dunia. Masyarakat berupaya sebisa mungkin untuk menghindari dan mencegah terpapar wabah Covid-19.

Bagai upaya dan daya menekan penyebaran dan menyelesaikan persoalan masalah dampak dari wabah Covid -19 ini.

Imbauan bahkan Pemerintah  memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Indonesia yang masuk dalam zona merah.

Sekira 2 bulan lebih. Wilayah kota dan kabupaten, provinsi di Indonesia memberlakukan PSBB. Iya, tujuannya adalah menekan penyebaran Covid-19 di masyarakat.

Meski begitu, masyarakat telah mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah yang memberlakukan PSBB.

Sisi lain juga kini. Semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya mengubah pola hidup sehat selama krisis ini.

Kebiasaan ini, mestinya harus bisa kita galakkan. Harus bisa jadi darah daging kita untuk menghadapi pandemi secara global ini. Lalu masyarakat semakin memahami penyakit Covid-19 ini.

Dengan demikian, setiap individu diharapkan dapat mengambil sikap yang tepat sesuai anjuran pemerintah dan juga protokol kesehatan.

Kebiasaan itu seperti rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat terpaksa harus berpergian di luar rumah, menghindari kerumunan massa, dan juga menjaga jarak fisik saat berinteraksi dengan orang lain (physical distancing).

Oleh sebab itu, sejauh ini dia meminta agar masyarakat terus mempertahankan pola hidup sehat sesuai dengan protokol untuk menjadi tatanan normal yang baru (the new normal).

Saya (penulis) sadari, bahwa basis perubahan ini adalah keluarga. Oleh sebab itu, kepala keluarga harus bisa memberikan teladan, memberikan contoh untuk bisa melaksanakan norma normal yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun