Mohon tunggu...
Safa Buana Ramadhani
Safa Buana Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030145

Masih belajar menulis maaf kalau berantakan, semoga artikel disini bermanfaat. Selamat membaca semuanyaa!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Keputusan Kita Sudah Sesuai Keinginan atau Karena Kehendak Orangtua?

23 Juni 2021   17:24 Diperbarui: 23 Juni 2021   17:39 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://static.guesehat.com/

Coba untuk kita meluangkan waktu sebentar merenungkan kembali, apakah pilihan yang kita ambil sudah sesuai sama yang kita inginkan atau bahkan kita menyesalinya?

Kita pasti sadar bahwa pilihan-pilihan itu yang akan mengambil peran-peran penting dalam hidup kita. "Andai dulu aku memilih keputusan A, pasti hidupku enggak kayak gini" begitulah kira-kira kalimat yang ada pada isi kepala saat harapan tidak sesuai yang kita inginkan. Banyak sekali pilihan yang harus kita ambil dengan benar karena mempertaruhkan masa depan. Misalnya seperti waktu memilih jurusan kuliah atau memilih mau berkarir di bidang apa.

Apa sih motivasi yang memutuskan kita untuk mengambil hal tersebut? Apakah motivasi itu datang karena diri sendiri, keadaan atau karena mengikuti perkataan orang?. Kata "Orang" ini bisa macam-macam, bisa karena orangtua, saudara, teman atau tetangga.

Saat kita menghadapi kebingungan untuk mengambil pilihan yang mana, kita pasti akan meminta saran kepada orang-orang yang terbaik menurut kita, apalagi jika kalian meminta saran kepada orang yang sudah memiliki pengalaman yang banyak atau sesuai dengan bidang yang akan kita ambil. Jika mereka menjadi orang yang sukses, pasti kita tambah yakin dan ingin mengikuti jejak mereka bukan?

hipwee.com
hipwee.com

Terutama orangtua, pasti kita akan diberi masukan yang terbaik menurut mereka. Tetapi, masih banyak orangtua yang memaksakan anaknya untuk mengikuti apa kehendak mereka. Dengan alasan menurut mereka pilihan yang sudah diputuskan sangat tepat karena ingin melihat anaknya menjadi orang yang sukses di masa depan. Bahkan, hal yang mereka lakukan adalah mengekang dan tidak mendengarkan pendapat dari sang anak. Mengekang anak ternyata bisa menghambat pertumbuhan anak dan dampak dampak negatif nya juga sangat banyak.

Konsep ini sering disebut "Memenjarakan Pikiran", hal tersebut berbentuk sangat banyak, salah satu contohnya adalah ketika kita terpaksa harus memilih pilihan yang sama sekali  kita tidak menyukainya dan tidak berminat menjadi seperti apa yang mereka mau. Hal ini hanya akan menimbulkan rasa stress dan tertekan.

Buat kita yang udah ambil keputusan karena terpaksa, apakah kalian merasa puas dengan hidup kalian sekarang atau ngerasa ada yang salah?. Jika kita yang sudah terlanjur mengambil dan menjalaninya, kita dihadapkan kepada pilihan lagi antara melanjutkan hidup seperti sekarang dan menerima segala ketidaknyamanan ini atau keluar dan mencari sendiri apa yang bisa bikin kita bahagia di luar dari ekspektasi orang lain terhadap diri kita.

Agar kita tahu hal apa yang bisa membuat kita suka, maka harus berani mengambil keputusan yaitu dengan keluar dari lingkungan sekarang dan mencoba hal baru yang sama sekali  belum pernah kita coba. Memang, tidaklah mudah untuk keluar begitu saja dari yang sudah kita jalani saat ini dengan membuka lembaran baru memulai semuanya dari awal.  Bahkan jika kita sudah melewati semuanya hingga bertahun-tahun kita harus merelakan tenaga, waktu dan uang yang sudah kita keluarkan.

Pertanyaan yang muncul "Apakah kita mau mengambil opsi lain itu?" untuk bisa menjawab pertanyaan ini, alangkah baiknya jika bisa mengenali diri lebih terlebih dahulu secara mendalam agar tidak salah untuk kedua kalinya.

Mengenali diri bukan hanya dari segi biodata saja, tetapi dengan mengetahui kemampuan, keahlian serta kapasitas yang ada pada dalam diri kita. Kemampuan yang ada pada setiap orang terkadang mungkin sama tetapi keunikan yang dimiliki setiap orang itu berbeda. Nah, keunikan inilah yang akan memberikan nilai kepada diri kita. Sehingga ketika orang lain melihat diri kita, maka mereka melihat diri kita sebagai seseorang yang mempunyai kelebihan.

Lalu, bagaimana caranya untuk mengenali diri sendiri? Bisa dengan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya, mencoba segala hal yang ingin kalian lakukan karena dulu sempat tertunda, bisa  dengan bertanya kepada teman terdekat atau orang-orang disekitar dan disitulah kita mulai menyadari bahwa kita mempunyai talenta.

Ketika kita sudah mengetahui apa kemampuan  yang ada dalam diri kita, hal yang harus kita lakukan hanya tinggal fokus dan mengembangkannya agar bisa menjadi lebih baik. Untuk tahu apa keterampilan yang kita suka, bisa dari keseharian yang kita lakukan misalnya dari informasi yang kita konsumsi setiap hari, buku yang kita baca dan video yang di tonton. Dari situlah kita akan mengerti apa yang kita suka, dengan melakukan hal seperti yang disebutkan tadi bisa jadi merupakan keahlian yang kita miliki.

Hal yang juga harus diperhatikan adalah seberapa besar wawasan pengetahuan yang kita miliki terhadap suatu bidang. Contohnya pengetahuan yang paling dipahami adalah memasak, bisa jadi bidang yang kita tahu adalah kemampuan yang ada dalam diri kita.

Maka dari itu kita harus terus meningkatkan dan menggali sedalam-dalamnya kemampuan bisa melalui hobi yang digemari, pengetahuan, pengalaman dan masih banyak lagi. Jika sudah sesuai, berarti kita sudah bisa mengenal diri kita sendiri.

Lebih baik sebelum mengambil keputusan kita mengenali diri sendiri hingga benar-benar menemukan apa yang menjadi minat kaita, lalu mengajak orangtua untuk berdiskusi secara baik-baik agar tidak terjadi salah faham. Dengan begitu, orangtua akan memahami apapun bidang yang diminati oleh sang anak selama itu merupakan hal yang positif.

Satu hal yang paling penting adalah memiliki tujuan hidup. Dengan memiliki tujuan hidup kita bisa membandingkan baik dan buruknya suatu hal dan menentukan apakah yang kita jalani atau akan kita ambil nanti bermanfaat atau tidak. Karena yang bisa menilai hanya diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun