Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panembahan Situmpur Kapiten Si Tum Poa Wong Fei Hung Purwakerta

14 Januari 2021   16:28 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:42 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: twitter/yan_widjaya

"Huahaaaaa .... akulah si Brandhal  Suro Alam yang menguasai kawasan Tipar Kalibener ... huahaaa haaaa ... Grumbul Pacor pabrik senjata tajam untuk menguasai Purakerta ... haaaaa ...!"

Teman-teman, pada jaman dahulu Kota Purwakerta itu kotanya para kecu, brandhal, begal dan rampok. Pokoknya banyak para penjahat yang meresahkan masyarakat. Ada Begal Sampar Angin di daerah Purwakerta sebelah selatan di Desa Suyud, Teluk. Kecu Wangsa Penjalin di daerah Paguron dan Brandhal Suro Alasan di Kalibener.

            Para brandhal, penjahat itu bisa ditaklukan oleh para pendekar, para kyai. Salah satu orang yang bisa menaklukan para penjahat itu adalah Panembahan Situmpur atau Engkong Situmpoa, Kapitan Si Tombak Sakti. Engkong Situmpoa adalah tabib yang juga berdagang obat-obatan tradisional. Seperti pada cerita China, Tabib Ip Man yang dimainkan oleh Donnie Yen dan Wong Wei Hung diperankan Jet Lie. Nah, Situmpoa mengembara sampai ke Purakerta.

            "Haiiiyaaaa ... kamsia ... kamsia .... telima kasih ... ai sudah jadi meltua Kanjeng Adhipati Cakrawedana. Moga-moga si Kwee In anak pelempuan ai bisa menjadi istri yang baik buat  owe" kata Engkong Situmpoa ketika anak perempuanya menjadi bini selir Adipati Cakrawedana dari Kadipaten Pasir Kertawibawa. Waktu itu baru saja ibukota Kadipaten Pasir Kertawibawa dipindakan ke Desa Peaguron di Purwokerto Lor.

            "Nggih, maturmbahnuwun Bapa Kapiten Kwee. Sekarang putri Bapa saya beri nama Sri Kenaka dengan gelar Eyang Tengah, Bapa. Lha, ini cucu laki-laki Bapa Situmpoa sudah bisa mbrangkang  saya beri nama Raden Cakradipa"

            Teman-teman, begitulah kisah Engkong IpMan .. eee .. salah .. Wong Fei Hung ... yaaa ... keliru, Situmpoa kok. Maklum, sama-sama tabib dan pedagang obat yang tinggi ilmu silat dan kanuragaannya. Ceritanya, Raden Cakradipa cucu Engkong Situmpoa yang punya she Kwee itu menjadi Wedana Karangkobar Banjarnegara. Setelah meninggal beserta ibunya Sri Kenaka, yang juga dikenal sebagai Nyonyah China, Cakradipa dimakamkan di Banjarnegara.

           Teman-teman, kembali ke Koh Acong yang dengan gipyaknya berlari-lari menuju ke rumah Engkong Situmpoa,

"Engkong Situmpoa ... Engkong Situmpoa ..... ! Wah, celaka ini ... blai ini ... pala warga pada panik karena ada gempa dan melihat ada awan putih di puncak Gunung Slamet. Ini bigimana Kong ..! Mereka sudah padha nabuh kenthong!" begitu Koh Acong pedagang kripik, nopia, bakpia di Gang Kongsen Purwokerto Kulon  melaporkan ke Engkong Situmpoa.

Tak berapa lama Engkong Situmpoa keluar dari rumahnya lalu berjalan menuju gapura pekarangan di depan rumah,

"Haiyaaaaa .... Acong ... Acong ... bikin kaget ai saja, teliak-teliak begitu. Ada apa, Acong?"

"Itu ... itu ... Gunung Slamet mau njeblug. Sudah ada lindhu dan kukus kaya orang angon bebek di atas Gunung Slamet!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun