Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fiksi Karya Republik Fiksi Memperkaya Khasanah Fiksi Republik Ngapak

21 Februari 2019   08:23 Diperbarui: 21 Februari 2019   08:29 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik tulisan Mbak Hennie Engglina tentang pulpen James Bond di Republik Fiksi, Kompasiana, 21 Februari 2019. Saya sebagai wong Republik Ngapak yang dhemen fiksi-fiksi dari sastra ngapak seperti legenda Baturaden, Keris Kyai Setan Kober Babad Sokaraja, cerita jenaka Pak Banjir, gugon tuhon Dina Setu Pahing dan Ronggeng Dukuh Paruk Basa Banyumas karya fenomenal begawan sastra Banyumas Ahmad Tohari.

Tentu saja bagi anak milenial, kids jaman now yang juga mengikuti gelontoran amunisi fiksi dari Republik Fiksi akan lebih tertarik fiksi-fiksi ini yang diproduksi untuk mendukung presiden mereka yang keturunan wong Banyumas. Anak Republik Ngapak tidak mengritisi rekam jejak presiden Republik Fiksi yang lahir di Jakarta.

Eyang Kakung memang wong Banyumas pendiri BNI dan ayahandanya lahir di Kebumen lalu jaman Bung Karno memberontak gabung Premesta lalu melarikan diri ke Malaysia. Sang putra kinasih besar di perantauan dan tentu saja tidak mengenal budaya Banyumas. Coba kalau ke Banyumas bisakah belioo menyapa warga dengan bahasa ngapak?  

Tapi, ya namanya lagi mendhem, kaya ebeg dejantur,  ora emut. Lha wong lagi mabok, nalar kritis, akal sehat ya kabur. Jelas tidak bisa membedakan mana itu fiksi mana itu fakta. Semuanya ditelan mentah-mentah tanpa dipilah. Pokoknya "Putra Banyumas", keren, gagah, tegas, berwibawa. Orasinya bergelora, membahana meniru Bung Karno sampai ke kostum dan asesoriesnya, njiplek sebulude.

Oh ... ya. mari kita simak "Pulpen James Bond Republik Fiksi" Mbak Hennie Engglina menuturkan ada 9 karya fiksi yang telah diproduksi dan diterbitkan oleh Republik Fiksi, yaitu : 1. Indonesia Bubar 2030 (Prabowo) berdasarkan novel Ghost Fleet karya Peter Waren Singer & August Cole. Sang Capres berimajinasi bak Singer & Cole.

2. Tempe Setipis Kartu ATM (Sandiaga Uno). Tak hanya Sang Capres, tetapi juga Sang Cawapres. Tempe di tangan terlihat bak kartu ATM. Tempe itu disebut tipis karena imajinasi akan kartu ATM. 3. Kitab Suci itu Fiksi (Rocky Gerung). Nah, ini kelas "dewa". Imajinasinya melampaui keberadaan Tuhan. Luar biasa!

4. 17 April 2019 Armageddon (Amien Rais). Perang Bharatayudha, Partai Allah Partai Setan, Pengibulan, (saya tambahi). 5. Awan Berbentuk Prabowo Pakai Topi Cowboy (Habiburokhman). Bayangkan! Sampai awan pun terlihat Prabowo bertopi cowboy! 6. Siapa gerangan tidak tahu, bahwa Fadli Zon adalah pujangga dari gedung parlemen? Tak usah ditanyakan soal kepiawaian Fadli berpuisi. Renjananya akan fiksi memantul di setiap diksi syairnya, seperti salah duanya,  Potong Bebek Angsa dan Doa yang Ditukar (tambahan)

7. Ratna Sarumpaet diserang! Operasi plastik menghasilkan fiksi penganiayaan. 8. Belum lagi berbagai fiksi: kontainer berisi surat suara tercoblos Paslon 01; e-KTP palsu dari Cina; transaksi tol terkait utang ke Cina; Jokowi PKI; Jokowi berijazah palsu; 10 juta pekerja Cina telah mamasuki Indonesia; KH Ma'ruf Amin akan diganti BTP; dan Pulpen James Bond.

Dan terakhir, 9. Namun, ada lagi. Dahni A. Simanjuntak sampai harus "mengajak" orang keluar bumi, yakni 4,8 kali keliling bumi, hanya untuk menyamakan ukuran 191.000 Km jalan yang telah dibangun oleh Jokowi. Waow! Jauh nian penerbangan imajinasi yang harus ditempuh hanya untuk itu.

Nah, itulah sembilan karya fiksi yang berhasil dihimpun pengamat fiksi Mbah Hennie, produksi Republik Fiksi yang dipimpin Presiden Fiksi yang moyangnya dari Republik Ngapak. Oh, ya. Ada tambahan dari saya karya Gus Salahudin Sandiaga Uno fiksi yang diciptakan di hadapan prawan pabrik idep mata di Purbalingga, "Harga-harga akan Seringan Bulu Mata" dan Jubir BPN Danhil Anzar Simanjuntak membuat karya  bahwa Sandiaga Uno sama dengan Bung Hatta. Sungguh karya fiksi  masterpeiece. Eh, salah yang benar ya "Indonesia Bubar 2030" yang fiksi masterpeiece ...!

Bagi pembaca,  khususnya warga Republik Ngapak yang begitu percaya dan kagum dengan karya-karya fiksi pujaanya bisa menambah karya-karya fiksi yang belum diidentifikasi. Agar makin moncer  karya fiksi "Putra Banyumas".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun