Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... Guru - Selamat Datang di Profil Saya

Minat dengan karya tulis seperi Puisi, Cerpen, dan karya fiksi lain

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Indie Banyumas Mlempem? Purbalingga Wooouw!

10 Juli 2018   15:49 Diperbarui: 10 Juli 2018   18:00 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Layar Tanjleb pada Festival Film Purbalingga (FFP) di lapangan Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja, Purbalingga, Sabtu (7/7/2018) (FOTO, CLC Purbalingga for TIMES Indonesia)

Purbalingga, memang wooou ... Banyumas masih juga mlempem dalam hal produktivitas pembuatan film indie bagi para pelajar. Puncaknya CLC (Cinema Love Community) Purbalingga kembali menggelar FPP (Festival Film Purbalingga) yang ke-12 yang dibuka melalui gelaran lancar tanjleb di desa Karanggedang Kecamatan Bukatedja, Purbalingga.

Kreatif, memang. Festival rasa ndeso dengan layar tanjleb yang ditanjlebkan di Banyumas Raya bekerja sama dengan komunitas film Cilacap (Sangkanparan) dan Kebumen (Sinema Kedung) yang merupakan bagian kerja sama dalan Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) tanpa keikutsertaan (FFP)komunitas film di Banyumas, mungkin di Banyumas tidak ada komunitas film.

Bagaimana denyut film indie Kabupaten Banyumas ? Aduuh  ...  jan nlangsa pisan . Padahal, mula bukane ana film indie neng Banyumas Raya  ya neng Purwokerto. Sekitar tahun 2000-an, dirintis oleh mahasiswa Unsoed Dimas Jayasrana, keponakannya Kang Achmad Tohari, lalu dilanjutkan oleh Sigit Harsanto dan kawan-kawan yang mendirikan  Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB)  Lahir di Purwokerto namun  berjaya di Purbalingga, bukankah ini ironis?

Pada tahun 2002, untuk pertama kalinya Youth Power (YP), sebuah komunitas film  di Purwokerto mengadakan Pesta Sinema Indonesia (PSI), bekerjasama dengan Kine Klub Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang kemudian dilanjutkan oleh YP secara mandiri hingga tahun 2005. Pesta Sinema Indonesia adalah sebuah platform ruang eksebisi film karya lokal Banyumas dengan mempertemukan karya film (pendek) dari luar Banyumas sebagai sebuah proses diskursus.  Meski belum sampai pada tingkat kompetisi setara festival, namun upaya membangun dan menghidup-hidupi kegiatan film di Banyumas patut dihargai.

Pernahkah Banyumas menyelenggarakan festival film? Pernah, hanya dua kali yang penyelenggaranya berbeda dan tidak ada kaitan dan tidak ada tindak lanjutnya setelah festival. Tidak seperti CLC Purbalingga di bawah "wong gemblung" Bobotsari Bowo Leksono direktur CLC Purbalingga yang telah menyelenggarakan FFP secara berkala sejak 2006 sampai yang ke-12 kalinya tahun 2018.

Festival Film Banyumas (FBB) pertama kalinya digelar secara mewah di hotel berbintang di Purwokerto, Dinasty Hotel tahun 2007 penyelenggaranya adalah Komunitas Jurnalis Televisi Purwokerto (KJTP) yang diketuai oleh  Nanang Anna Noor, kontributor Indosiar. FFB, diharapkan untuk bisa menumbuhkan kegairahan komunitas film di Banyumas untuk memproduksi film-film untuk menyemarakan perfilman Banyumas. Nyatanya, setelah itu amleng jimleng.

Pada tahun 2015, Dinporabudpar (Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata) Kabupaten Banyumas menyelenggarakan Festival Film Cah Sekolah Banyumas pada 26-27-28 November 2015 di studio Perpuarda (Perpustakaan dan Arsip Daerah) Kabupaten Banyumas. Festival Film Cah Sekolah diikuti oleh total 57 sekolah. baik itu SMA/SMK, SMP/M.Ts. SD umum terdiri beberapa katagori yaitu, fiksi, dokumenter, iklan layanan masyarakat (ILM), video clip.

Bagaimana kelanjutannya Festival Film Cah Sekolah Banyumas? Amleng njimleng, tak ada kabarnya. Sebenarnya dari pihak Pemda melalui Dinporabudpar sudah berkenan mendanai festival film cah sekolah ini walau terpaksa dan dipaksa. Memang, Pemda tidak punya konsep dan perhatian untuk masalah film bagi pelajar ini, walau banyak SMK jurusan multi media. Malah di Banyumas  ada SMK yang memiliki prodi khusus pertelevisian dan film. Itulah, Banyumas. Film pelajarnya, mlempem.

Memang rumput tetangga lebih hijau dan rimbun seperti di Purbalingga. Walau Pemda Purbalingga tak pernah cawe-cawe apalagi urun dana, Purbalingga makin wooouu.... Kini FFP sudah 12 kali terselenggara secara berkesinambungan. Selama 11 tahun CLC melalui FFP telah menghasilkan 383 film yang terdiri dari 223 film  program nonkompentesi dan 160 film program kompentisi se-Banyumas Raya. Woou, hebat bukan.

Deneng mlempem ?

Beruntunglah Purbalingga punya Bowo Leksono dan Cilacap ada Insan Indah Pribadi yang begitu total menggeluti dunia ini. Di program "Aku Bangga" TV One ditayangkan bagaimana Bowo Leksono membangun dunia film di kalangan anak muda dan pelajar. Demikian pula Insan dengan Taman Belajar Multimedia Sangkanparan di Cilacap yang membina anak sekolah belajar membuat film. Lha, di Purwokerto ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun