Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... -

Saeran Samsidi alias Pak Banjir wong Banyumas sing coag, cablaka tur semblothongan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Banyumas Teladani Leluhur Pemimpin Banyumas

14 Januari 2018   19:48 Diperbarui: 14 Januari 2018   19:51 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilkada Banyumas Teladani Leluhur Pemimpin Banyumas

Melangkah menapak tahun 2018 ada dua peristiwa penting yang terjadi  di Banyumas yang perlu  dicermati. Tanggal 22 Februari adalah Hari Jadi Banyumas yang ke-447 dan tanggal 27 Juni saat berlangsungnya hajatan coblosan Pilkada untuk memilih pemimpin Banyumas pada periode 2018-2023. Adakah kaitannya antara kedua peristiwa itu?

Hari Jadi Banyumas,

Hari Jadi Banyumas menandai berdirinya Kabupaten Banyumas. Saat itu Tanggal 27 Ramadhan 978 H atau tanggal 22 Pebruari 1571 Masehi, ditentukan sebagai patokan hari jadi Kabupaten Banyumas berdasarkan perhitungan tanggal dan hari dimana R. Joko Kaiman (Adipati Mrapat) yang bergelar Adipati Warga Utama II diangkat atau ditetapkan oleh Sultan Pajang sebagai Adipati Wirasaba VII menggantikan rama mertuanya yaitu Adipati Warga Utama I (Adipati Wirasaba VI).

Pilkada Banyumas,

 

Pilkada 2018 Banyumas yang akan digelar 27 Juni 2018, memunculkan  hanya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati Banyumas. Dua pasangan ini adalah Achmad Husain dan Sadewo Tri Lastiono dan pasangan Mardjoko dan Ifan Haryanto. Inilah kali kedua Husein duel melawan Mardjoko pada Pilkada 2018 Banyumas. Pada Pilkada 2013-2018 mereka pernah bertarung memperebutkan R1. Kini pada Pilkada 2018 masing-masing mau pada mingtelu.

Pada hakikatnya Pilkada adalah memilih orang yang akan memimpin suatu daerah apakah itu kabupaten, kota madya ataupun provinsi. Pilihan rakyat pada Pilkada Banyumas diharapkan  dapat menghasilkan pemimpin sesuai apa yang diharapkan rakyat pemilih. Pemimpin yang dapat membawa pemerintahannya meningkatkan pembangunannya, meningkatkan  kesejahteraan rakyatnya, merata keadilan sosialnya, memajukan daerahnya dengan banyak meraih prestasi dan bisa merawat, mengembangkan warisan budaya para leluhurnya. Siapakah di antara dua pasangan calon bupati itu yang dapat mewujudkan harapan rakyat pemilihnya?

Merawat, mengembangkan warisan para leluhurnya,

Agar bisa merawat, mengembangkan warisan budaya para leluhurnya, para calon pemimpin Banyumas yang sedang berkontestasi perlu meneladani heroisme pendahulu mereka. Mari  telusuri kisah Yudanegara V (Budiono Herusatoto & Sugeng Priyadi). Pemegang kekuasaan tlatah Banyumas zaman itu, menunjukan suatu perlawanan terhadap pusat kekuasaan Kraton Surakarta. Suatu perjuangan untuk mempertahankan identitas budaya.

Kisah Yudanegara V ada kaitannya dengan kisah salah satu cabub Banyumas. Yudanegara V dipecat Paku Buwana IV karena keberaniannya mengekspresikan kemandirian Banyumas melalui simbol wringin kembar di alun-alun Banyumas. Tata alun-alun Banyumas yang ada sepasang wringin kurung lalu jalan membelah di tengah alun-alun dianggap ngilani (menantang) kekuasaan raja. Karena model alun-alun ini hanyalah milik tunggal sang raja sebagai lambang kewibawaan.

Beda dengan salah satu cabub itu yang justru merombak tata alun-alun yang diwariskan oleh leluhurnya, Yudanegara V sebagai lambang kemandirian Banyumas. Dengan mencabut wringin kembar dan membuldozer jalan tengah alun-alun justru menunjukan bahwa dirinya tidak mandiri secara budaya dan tidak melestarikan warisan leluhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun