Twist dalam film ini yaitu tentang pernikahan. Berkisah tentang wanita yang sudah seharusnya menikah di usianya yang sudah krusial. Pipin (diperankan Putri Ayudya) yang menjalani kisah tersebut.
Pipin ingin agar diusianya yang sudah selayaknya menikah bisa menikah dengan seorang pria bule. Kisah perjalanan untuk mencari pria bule ini semakin naik turun. Pipin dengan cita-citanya mencari suami yang bule tersebut berlanjut hingga ke Bali. Di Bali inilah Pipin bersama dengan Arik (Michael Kho) tinggal dalam satu kontrakan yang bersebelahan. Namun, terkadang Pipin dan Arik tidur bersama. Disinilah kisah janggal yang tidak diperbolehkan dalam ajaran agama.
Dalam kisah lainnya Arik yang seorang homo juga melindungi dan menjadi teman bagi Pipin dalam mencari pasangan hidupnya. Pipin dikenalkan dengan Buyung yang juga teman bermainnya saat kecil.
Buyung yang sudah menaksir sejak kecil kepada Pipin, harus kandas kisahnya karena Pipin lebih menyukai pria Itali yang disukai Pipin. Pipin lebih mencintai Gianfranco Battagua. Kisah Pipin dengan gianfranco juga sangat runyam. Pipin hanya dijadikan sebagai pembantu oleh Gianfranco yang juga pria bule kere di Bali.
Sebagaimana kisah film dengan ide dari Djenar Maesa Ayu memang selalu berkutat tentang percintaan antara dua homo, cinta sejati pria dan wanita, dan juga kisah dengan dua lesbian diceritakan dalam film ini. Film dengan label 21+ ini mengajarkan untuk menjadi seseorang yang perlu hidup dengan tuntunan Tuhan.
Pipin, Arik, dan Buyung ternyata adalah teman sejak kecil dan berlanjut hingga dewasa. Bagaimana kisah cinta Pipin dan Buyung selalu diganggu dengan hadirnya Gianfranco. Film ini juga mengajarkan bahwa pasangan hidup yang selayaknya yaitu yang saling mencintai, bukan sekedar kebutuhan seks belaka. Berhat-hati dalam mencari pasangan, bahwa hanya satu kumbang yang layak menghinggapi serbuk sari.