Kasus varian Covid-19 XBB diperkirakan akan memuncak pada November-Desember di Jakarta -Â Peningkatan kasus Covid-19 varian XBB dan BQ di Jakarta diperkirakan terjadi mulai akhir November hingga awal Desember 2022. Hal ini disebabkan tingginya angka infeksi dibandingkan varian jenis lain, yang rata-rata ribuan kasus per hari.
"Sekarang ada sekitar 2.000 hingga 2.500 kasus baru setiap hari, dan sebagian besar yang terinfeksi memiliki gejala ringan dan tidak ada gejala sama sekali," kata Ngabila Salama, Kepala Departemen Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan Jakarta, DKI. saat dihubungi Tempo, Kamis 11/10.Â
Ngabila mengatakan sekitar 70.000 orang di Jakarta telah mengikuti tes PCR dalam tujuh hari terakhir. Upaya dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang terpapar virus dan mencegah penyebarannya. "Testing dan tracking tetap terjaga dengan baik untuk memutus mata rantai penularan," ujarnya.
Sebagian besar yang terinfeksi dikendalikan oleh klaster keluarga, sedangkan klaster perkantoran atau aktivitas lainnya masih sulit diidentifikasi karena penyebaran virus yang begitu cepat.
"Alasannya biasanya masyarakat tidak memakai masker di rumah, hanya saat mereka memakai masker di kantor dan sekolah," kata Ngabila.
Ia menambahkan, jumlah kasus positif anak belum bertambah. Hasil penemuan kasus aktif melalui skrining Puskesmas menunjukkan angka positif di sekolah adalah 2,5-3 persen.
Menurut data pemerintah, 15.975 kasus aktif di Jakarta per 9 November 2022, dengan total 43.797 kasus di seluruh Indonesia. Proses vaksinasi juga masih terus berkembang dan jumlah yang telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga sebanyak 65.552.898.Â
Hingga 10 November 2022 pukul 08:00 WIB, sebanyak 29.579.047 vaksin telah diterima di Jakarta dengan 29.385.255 aplikasi. Diperkirakan 193.792 persediaan vaksin tersisa selama 35 hari.
Ngabila mengimbau masyarakat untuk tetap memakai masker dan memberikan suntikan booster untuk menghindari infeksi. Deteksi dini dan pengobatan penyakit kronis yang hidup berdampingan juga sangat penting untuk mencegah kematian.
"Apapun variannya, tetap perlu dicegah dengan memakai masker dan menjaga ventilasi serta mencegah kematian melalui vaksinasi, termasuk suntikan booster," katanya.
