Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Idul Fitri: Kembali Kepada Kemanusiaan (Bagian 2)

25 April 2023   00:52 Diperbarui: 25 April 2023   01:03 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: hai.grid.id

Jika ramadan menyediakan tahapan peningkatan spiritual umat manusia dan puncaknya adalah idul fitri, maka seseorang yang berhasil mengisi ramadan layaknya penempuh perjalanan spiritual.

Mari kita lihat konsep 4 perjalanan spiritual (al-asfar al-arba'ah) Mulla Sadra (Shadruddin Al-Shirazi), filosof muslim mutakhir asal Persia. Pertama, perjalanan menuju Allah; kedua, perjalanan di dalam Allah; ketiga, perjalanan bersama Allah menuju makhluk, dan; keempat, perjalanan di dalam makhluk.

Puasa atau amalan kita yang lain, seringkali hanya sampai pada tahap pertama, yakni perjalanan menuju Allah. Segala perintah dikerjakan, dan segala larangan ditinggalkan demi mendekatkan diri kepada Allah, tidak lebih.

Maka sesungguhnya, dengan menyadari 4 tahapan perjalanan spiritual Mulla Sadra di atas, idul fitri yang dimaksudkan bukan hanya sebatas bagaimana seorang muslim menjadi dekat dengan Allah, tetapi juga perlu masuk ke tahapan selanjutnya, melakukan perjalanan bersama Allah di dalam Allah.

Pada tahapan kedua ini, seorang hamba mendalami sifat-sifat Allah, mengaktualkan sifat-sifat itu di dalam dirinya. Sehingga, perbuatannya adalah perbuatan Tuhan, kehendaknya merupakan kehendak Tuhan. 

Pada tahap ini, segala kejadian dimaknai sebagai perintah Tuhan yang tidak dapat ditolak. Bukan hanya perintah yang tersurat di dalam kitab suci dan hadis nabi, tetapi juga segala tanda yang ada di alam, dibaca sebagai perintah tersirat untuk merealisasikan sifat-sifat Allah.

Jika sudah seperti itu, maka diri sudah siap melakukan perjalanan selanjutnya, yakni bersama Allah menuju makhluk. Manusia yang sudah terbentuk menjadi makhluk ilahiah, memiliki visi memperbaiki kehidupan, yang sudah berhasil mengendalikan ego, sehingga yang ada hanya menjalankan kehendak Tuhan, kembali ke makhluk dan menjadikannya ruang aktualisasi; mengabdi kepada alam dan kepada kemanusiaan.

Tahapan ini ibarat Nabi Muhammad saw. yang kembali ke umatnya setelah bertemu Allah di Sidratul Muntaha, sewaktu ber-isra' miraj. Dalam narasi sufistik, kebahagiaan tertinggi ketika seorang makhluk berhasil berjumpa dengan Tuhannya. 

Nabi sudah sampai pada perjumpaan langsung dengan Allah, tetapi beliau tidak terbuai dengan kenikmatan itu. Beliau memilih kembali kepada umatnya, berjuang bersama mereka dengan segala penderitaan, demi menggembleng umat menjadi umat yang terbaik, hidup berdasarkan ridha Allah. Menciptakan tatanan masyarakat yang adil, makmur, dan berperadaban.

Dan yang terakhir adalah perjalanan di dalam makhluk, pada tahap ini perjalanan spiritual tidak hanya berakhir pada terbentuknya individu ilahiah yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Tetapi individu itu mendorong dan menjadi penyebab individu-individu lain melakukan perjalanan spiritual serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun