Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

IPB Diingatkan Presiden Jokowi

8 September 2017   08:13 Diperbarui: 8 September 2017   10:04 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dok.pribadi

Perbincangan di media sosial ternyata tak terbendung bahkan semakin mengalir luas menembus banyak pihak yang sebenarnya tidak tahu menahu tentang hal itu, yaitu terkait pernyataan presiden Jokowi bahwa lulusan IPB lebih banyak bekerja di perbankkan daripada di sektor pertanian. Hal ini serontak membangkitkan nyali seluruh alumni/lulusan IPB seluruh angkatan dan menyikapi pernyataan tersebut pro dan kontra.

Memang perlu pembuktian secara empiris apakah benar pernyataan Presiden tersebut jika data tersebut valid, maka bisa ditafsirkan jika lulusan IPB totalnya 100 % dari seluruh angkatan, maka statemen lebih banyak bekerja diluar pertanian bisa di konversi pada angka di atas 50%. Namun validitas sangat penting melalui survei lapang atau angka resmi yang diterbitkan oleh IPB agar pernyataan presiden tersebut menggambarkan kondisi sesungguhnya.

Disisi lain pernyataan presiden memberikan sinyal untuk lulusan IPB untuk berperan aktif di sektor pertanian dalam upaya membangkitkan dan mempercepat kemajuan dari berbagai disiplin ilmu yang dimiliki lulusanya. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa salah satu pemicu lambatnya pergerakkan sektor pertanian dari capain produksi dan produktivitas akibat masih rendahnya tingkat adopsi petani terhadap teknologi pertanian baik dari aspek hulu (budidaya) dan hilir (pasca panen). Sebagian besar petani bermodalkan kemampuan, pengetahuan dan skill turun temurun dari keluarga yang sangat minim berinteraksi dengan teknologi maju di bidang pertanian. Padahal pertanian ke depan dengan berbagai tuntutan pasar domestik dan global selain membutuhkan kecepatan dari sisi supply produk juga membutuhkan kualitas pangan yang kompetitif. Peran-peran tersebut memang sudah menjadi tusi dari lembaga pemerintah terkait baik pusat atau daerah, namun jika pelaku usahatani adalah petani yang berpendidikan dan memilki pengetahuan luas akan lebih relevan untuk mendorong dan mamacu tuntutan zaman ke depan. Dengan demikian peran SDM-SDM yang handal di sektor pertanian sangatlah signifikan dalam upaya mempercepat pertumbuhan dan perkembangan sektor pertanian dimasa mendatang.

Data lapangan menunjukkan, bahwa lulusan pertanian yang bekerja bukan pada bidangnya tidak hanya menjadi fenomena IPB, hampir seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang memiliki fakultas pertanian lulusanya lebih banyak bekerja di sektor non pertanian. Pertanyaan yang patut diajukan adalah?apakah memang mereka tidak berminat bekerja di sekor pertanian atau peluang mereka untuk bekerja di sektor pertanian tidak ada. Jika kenyataanya mereka tidak berminat bekerja di sektor pertanian walaupun peluang ada, maka pernyataan presiden Jokowi menjadi justifikasi atau mengandung unsur lulusan IPB telah meninggalkan keahlianya di bidang pertanian dan banting setir di sektor lain. Jika sikap lulusan memutuskan kerja diluar sektor pertanian benar, maka perguruan tinggi harus bertanggungjawab dalam upaya memberikan fasilitas lulusanya untuk di arahkan bekerja di sektor pertanian berdasarkan bidang disiplin kelilmuan yang dimiliki terutama yang langsung bersentuhan dengan aktivitas petani.

Tidak hanya kewajiban dan tanggungjawab perguruan tinggi, pemerintah melalui Kementerian terkaiat terutama Peranian, Kehutanan dan Perikanan harus mampu merekrut dan megembangakan sektor pertanian dalam skala yang sangat luas sehingga mampu memberikan ruang gerak terhadap lulusan pertanian untuk berkontribusi nyata terhadap kemajuan sektor-sektor tersebut.

Lulusan pertanian tidak harus bekerja dibirokrasi, namun harus memperkuat dari aspek bisnis pertanian (agribisnis) dengan berbagai turunan produk pertanian, sehingga mereka mampu berperan aktif tidak hanya di aspek hulu namun harus mampu berperan aktif di hilir yaitu bisnis pertanian (pengolahan dan pemasaran). Hal ini akan memberikan dampak yang posistif terhadap pergerakan dan kemajuan sektor pertanian dimasa mendatang karena pelaku-pelaku pertanian telah dipegang oleh generasi muda yang memiliki pengetahuan dan skill tinggi. Implikasinya adalah?pertanian dan petani akan semakin bergairah dalam menjalankan aktivitas pertanian dengan dukungan penuh dari Pemerintah melalui program dam kegiatan yang menunjang.

Jadi makna penting dan tersirat, pernyataan Presiden Jokowi tersebut mengingatkan kedada seluruh perguruan tinggi dan lulusan pertanian agar bergerak pada jalurnya bukan sebaliknya menyimpang dari keahliannya. Ini menjadi tugas dan perkerjaan rumah besar untuk semuan pihak terutama pemerintah sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan perguruan tinggi untuk membangkitkan dan mengarahkan calon lulusanya untuk menerpa skillnya selama diperguruan tinggi dan setelah lulus bergerak dan berkarya di sektor pertanian, demikian halnya dengan lulusan pertanian harus berorientasi untuk bekerja di sektor pertanian baik di struktural dan non struktural.

JIka 60% saja lulusan pertanian seluruh Indonesia berkomitmen dan bergerak dengan serius menggeluti aktivitas pertanian, maka sangat dimungkinkan pertumbuhan dan kemajuan sektor pertanian terwujud dalam waktu tidak lama baik dari sisi pertumbuhan kuantitas dan kualitas sektor pertanian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun