Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Mata Beningmu

17 Juni 2021   14:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   18:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sore muram - Dokpri

Sore ini,energi di tubuh dikuras rindu tidak bertepi. Hujan turun tidak begitu deras, mengguyur sampai seluruh celah di dalam hati.

Senja menguning
Dari dekat bukit, titik-titik air menyapa daun kering. Helaan nafas panjang sesekali membentur jiwa dan rasa gelisah yang sudah hening

Kuajak hujan bicara
Tentang beberapa kata yang belum terbaca, juga tentang mata air yang mengalir begitu deras pada mata indah tanpa makna

Kubisik risalah hati pada daun bunga basah, tak terjawab sepatah pun kata. Di arah yang jauh, cahaya sang senja mulai terlihat indah memegah.

Sore ini,
Ku tak bisa menahan derasnya mata air di matamu, mengalir memenuhi samudera hati yang sesekali berharap untuk tetap peduli

Senja digaris-garis samudera,
Susah payah merangkul asa, agaknya dikau harus terbiasa

Ketika jingga mengusik manismu,
Ku tak mau kau tertipu, biar saja air di matamu deras mengalir sampai dendam di hatipun ikut mati

Sore ini
Sebelum hujan reda, biarkan hatimu basah, diantara hati yang begitu kejam

Hujan di mata beningmu,
Rupa berita luka dari pencipta. Kembalilah, jika kamu benar-benar, samudera hati ini menerima pulangmu

Bth, 17 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun