Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isak Tangis Anak-anak Palestina, Duka Sampai ke Hati

17 Mei 2021   01:13 Diperbarui: 17 Mei 2021   21:18 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Narasi yang Terluka

Pada Ribuan tanya,
Generasi mereka yang lupa akan kebahagiaan
Dihancurkan tentara zionis bengis
Ramadhan dan hari raya berkubang darah

Di negeri kita,
Anak-anak menikmati pagi indah dan liburan yang menyenangkan
Di tanah palestina, air mata menggantikan sejuknya embun pagi

Palestina,
Mimpi anak-anak dihancurkan dari masa ke masa
Tidak ada hari libur bagi mereka, tidak ada.
Taman bermain ditukar dengan puing berserakan
Asap hitam dan suara martir jadi hidangan setiap saat, nasib mereka diujung pelatuk senjata api.

Anak-anak menyasikan tanah mereka dirampas
Rumah-rumah di hancurkan, kebebasan kehidupan direbut paksa

Tangis mereka disana, terdengar di negeri ini

Hari ini,
Matahari tidak pernah indah di mata mereka
Rumah penuh cinta hanya mimpi belaka
Rindu pada kedamaian dan masa kecil adalah harapan

Palestina
Semua mata tertuju padanya
Pada anak - anak yang tidak lagi berani bermimpi
Masa bermain diganti dengan perang dan penjajahan
Kemanusiaan yang mana yang kita maksud?

Luka di palestina, berdarah di dada indonesia
Cita-cita luhur UU 1945 menjaga ketertiban dunia
Ketertiban yang mana yang kita maksud?
Cita-cita luhur UU 1945 perdamaian dunia, yang mana yang kita sebut perdamaian?

Tangis di palestina, isak nya di Indonesia
Kongsi kemanusian menjadi gengsi tidak bergizi
Anak-anak, tidak bersalah ikut menjadi korban keserekahan dan kebiadaban

Kita teriak HAM tapi lupa kalau kemanusiaan kita sudah mati sejak dulu
Kita terlalu peduli pada diri sendiri
Mimpi anak-anak di palestina sudah kita bunuh
Kita teriak sekencang mungkin tapi zionis tidak peduli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun