Memasuki tahun 2017 pada kalender masehi ini mestinya langkah kita sudah kongkrit. Apalagi kita menuju akhir dari 2017.
Maksudnya, apapun perogram pemerintah dari pusat sampai pada daerah sudahlah membuahkan hasil yang besar (perubahan sebagai lonjakan)
Benar, perubahan yang terjadi setelah mengkomparasikan program kerja dari pusat sampai daerah walaupun sudah mendekati pada output yang memuaskan.
Yang saya maksud output yang semuaskan adalah capaian target.Â
Kita ambil contoh program menurunkan kemiskinan semenjak pemerintahan Jokowi-JK sudah mencapai target menurunkan angka kemiskinan berapa persen.Â
begitupun pemerintah daerah dapat menurunkan angka kemiskinan berapa persen periode berjalan.
Capaian ini dihitung sebagai buah bagaimana suatu periodesasi membawa daerahnya ke tingkat yang lebih baik dan tidak miris lagi
Pemerintah mengkonsolidasikan segenab perangkat kerja dengan suasana dan kondisi apapun.
Untuk menciptakan suasana tentram dan aman (mungkin kita bisa bicara Otsus) dalam mewujudkan daerah yang mandiri dari semua sisi.
Meskipun sudah hampir seluruh tenaga pemerintahan baik darah dan pusat sudah dikerahkan sepenuhnya, saya rasa buah manis yang ditoreh itu belum tentu dapat menghilangkan riak-riak konflik seperti yang kita lihat di banyak daerah.
Konflik politik, keamanan sosial dll, yang pada itu pula fokus menjalankan program tetap berjalan stabil.
Menurunkan angka kemiskinan di indonesia adalah sebuah kerja toral seperti merebut kemerdekaan dari jepang kala itu.
Mengapa demikian?Â
Indonesia dan seluruh provinsinya punya cara yang berbeda. Belum menjalankan program ini secara serentak dan tegas. Maksdnya harus tepat sasaran program menurunkan angka kemiskinan.Â
BPS tanggal 3 Januari 2017 Â pada situs resminya;- Indonesia per September 2016 mencapai 27,76 jt orang (10,70%), atau berkurang sebesar 0,25 jt orang dibandingkan Maret 2016 sebesar 28,01 jt orang (10,86%), (lihat situs resmi BPS)
Toh, fokus ini akan beralih. karena bisa jadi lubang yang satu ditutup, lubang yang lain malah terbuka lebih cpat lagi (Masalah baru, pendidikan wilayah pinggiran).Â
Jangan banyak dulu, target kita harus tegas 25% misalnya. Seluruh daerah harus dalam satu tahun angka kemiskinan menurun 25% dari jumlah total.
Hal ini akan terasa berat. Ya, lagi-lagi fokus kita. IPM adalah salah satu dampak jika kita tidaklah fokus dalam penyatuan program peretasan angka kemiskinan yang membengkak ini.
Seluruh pemerintah daerah mungkin sdh punya program yang sama, terencana tetapi belum tentu realisasinya dapat dilaksanakan sebaik rencana yang di maksud.Â