Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Darah di Tanah Perjanjian

2 November 2017   19:18 Diperbarui: 2 November 2017   19:30 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tulisan 'Darah Ditanah Perjanjian' ini sebagai refleksi kembali perkara koflik di Tanah Perjanjian beberapa waktu lalu setelah Akses ke Masjidil Al-Aqsa resmi dinyatakan tutup oleh pemerintah Israel. Konflik pun tidak bisa dihindarkan saat masyarakat tumpah ruah dijalanan memprotes keputusan yang di ambil oleh Pemerintah Israel" Jakarta, 25 Juli 2017.

Bismillahir rahmanir rahim.

Pekan lalu setelah pemerintah Israel menutup akses Al-Aqsa, situasi mulai memanas.

Keputusan Presiden Israel Reuven Rivlin menjatuhkan korban jiwa dikalangan Umat Islam. Alih2 soal keamanan dan kebebasan beragama tidak akan dibatasi.

Yerusalem timur, kota tempat komplek al-Aqsa berada menjadi sorotan publik, utamanya Umat Islam seantero dunia. 

langkah pembatasan bagi kaum Muslim di Masjid al-Aqsa memicu kemarahan besar terhadap Pemerintah Israel. Belum lagi, konflik telah pecah, memanas lalu darah2 sudah basahi tanah perjanjian.

Entahlah, kekuasaan atau otoritas dan ideologi menjadi syaraf Keputusan pekan lalu memicu ketegangan di komplek Al- Aqsa.

Kita lihat sedikit sejarah tentang Israel dan Palestina, mungkin belum hilang dari ingatan kita. Berapa puluh tahun silam. Konflik Israel dan palestina sudah menjadi hangat dalam pemberitaan nasional. 

Konflik Bangsa Israel dan Palestina bukanlah konflik yang biasa2 saja, konflik teritorial di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur dgn implikasi pd Ideologi kedua bangsa ini sampai pd saat sekarang.

Pada abad 19 dimana Kongres Zionis Pertama diselenggarakan tepat pd tahun 1897. Nampak kekuatan zionis mulai terukur dgn adanya Deklarasi Balfour 1917 ketegangan mulai hadir ditengah Tanah Perjanjian

Kita lihat juga Revolusi Arab 1936-1939 yg dipimpin Amin Al-Husseini. dan tak kurang dari 5.000 warga Arab terbunuh saat itu melewati satu fase besar yg disebut sebagai Mandat Britania atas Palestina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun