Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup Itu Pilihan?

21 Oktober 2017   10:09 Diperbarui: 21 Oktober 2017   10:39 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Mariaisquixotik

Di Era Globalisasi ini, orang membutuhkan materi sebagai pemenuhan kebutuhan. Membeli sembako, jalan-jalan, liburan, dan banyak lagi kebutuhan lainnya. Begitulah manusia, dengan dianugrahkan nafsu dalam diri. Kadang lupa terhadap mana yang mestinya perlu dan mana yang tidak penting. 

Zaman memberikan hembusan perubahan disetiap orang pada lingkungannya masing-masing. Sehingga, kebutuhan yang mereka dapat dianggap sebagai kepuasan dapat menikmati entah arus atau kemauan perubahan itu sendiri. Ini hanya soal kepuasan orang sebagai mahluk sosial.

Mahluk sosial dengan banyak kebutuhan adalah mereka yang hidup di lingkungan kota. Apalagi kota yang mereka tinggal adalah kota besar. Sudah barang tentu segalanya menyeret mereka ikut andil menikmati sentuhan perubahan yang terjadi. 

Berbeda dengan mahluk sosial yang hidupnya didesa, sekalipun perubahan perlahan menuju kesana. Orang didesa tidak terlalu ambil pusing dengan keadaan itu. Dinamika desa menjadi sangat jauh berbeda dengan dinamika kehidupan di kota. 

Pagi ini, sebelum melakukan aktivitas. Luangkan sedikit waktu melihat kembali seberapa jauh tuntutan hidup, mengajak kita untuk bergumul dengan perubahan yang dibawanya. 

Sedikit mereview tahun-tahun sebelumnya dimana letak perkembangan serta perubahan belum terlihat muncul kepermukaan seperti sekarang ini. 

Tahun 2000an merupakan tahun yang paling tenang dinamika kehidupannya, meskipun didesa pada tahun itu, orang-orang terlihat masih seperti buta pada yang namanya perubahan globalisasi agak kebarat-baratan. 

Keadaan ini pula berbeda dengan keadaan di kota, tahun yang sama di Jakarta misalnya, orang sudah mengenal barang elektronik dan sejenisnya. Bahkan jauh sebelum tahun 2000an. 

Arus globalisasi awalnya menyentuh sendi kehidupan di kota, membawa banyak sekali produk-produk baik budaya, adat sampai pada masalah kecil seperti fashion dan masalah life style. 

Dengan berlomba-lomba, dinamika kota lambat laun pada tahun 2000an menjadi cikal bakal potensi perkembangan dari semua sisi, negara-negara tetangga, negara adikuasa menjinjing beragam karya mereka tuk perkenalkan kepada orang-orang kota di negara ini. 

Makanan, minuman, kendaraan, tokoh, industri dan banyak lagi. Di datangkan dari negara luar. Alhasil, negara indonesia memiliki banyak koleksi pada tahun itu. Arus perubahan tidak dapat di hindarkan lagi. Satu-satunya jalan adalah mengikuti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun