Mohon tunggu...
Sadbah Dalimarta
Sadbah Dalimarta Mohon Tunggu... Penulis - Situbondo

Salam sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Respon Islam Nusantara terhadap Politik Kebangsaan

15 April 2020   21:00 Diperbarui: 15 April 2020   20:56 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Halo sahabat Kompasiana bagaimana kabar anda semua? yang pastinya selalu sehat dan selalu berada di lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Nah Pada kesempatan kali ini ini saya akan memberikan materi mengenai respon Islam nusantara terhadap politik kebangsaan .Yuk kita simak materi berikut ini......

Seperti yang kita ketahui Indonesia bukanlah negara Islam melainkan negara Indonesia merupakan negara yang demokrasi. Politik merupakan segala urusan yang menyangkut pautkan antara negara atau pemerintahan yang menganut sebuah sistem yang memiliki sebuah tujuan dari suatu sistem tersebut, serta cara untuk mewujudkannya. 

Sedangkan pengertian politik secara umum yaitu suatu proses pembentukan atau pembagian kekuasaan di dalam masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan yang ada di dalam suatu negara. Seperti yang kita ketahui di indonesia merupakan negara hukum bukan negara yang beragama, hal ini yang menyebabkan politik di Indonesia merupakan sistem yang berdemokrasi. Walaupun demikian, Indonesia mayoritas semua penduduknya adalah beragama Islam namun demikian bukan berarti negara Indonesia merupakan negara Islam.

Lalu Bagaimanakah respon Islam nusantara terhadap politik kebangsaan yang ada di Indonesia?

Sebelum beranjak ke respon Islam nusantara terhadap politik mari kita ingat kembali Presiden di Negara Mesir, Beliau pernah berkata bahwasanya jika agama dicampur dengan politik maka politik akan rusak. .Tentu saja Ini menggambarkan bahwasanya politik dan agama sangatlah bertolak belakang. 

Mengapa demikian? karena agama itu selalu mengajak ke dalam kebaikan, mengajak kepada kemaslahatan dan sebagainya. Sedangkan sebagian politisi dalam pernyataan bertolak belakang dengan itu. Maka dari itu seseorang mengatakan tidak usah membawa agama dalam politik atau jika kita berpolitik tidak usah mengaitkan sebuah agama. bisa jadi ada orang menggunakan agama untuk meraih tujuan politik meraih kekuasaan itu tidak benar. pernyataan ini merupakan pengertian dari politik. 

Lalu pertanyaannya, Apakah politik dan agama bisa berjalan seiring seirama? Jika kita lihat islam itu tidak bertentangan dengan politik. Bahkan dalam ajaran islam itu ada politik. Tetapi politik dalam pengertian paling tidak seperti yang kita ketahui tadi yakni hikmah. Jadi kita tidak bisa berkata Islam tidak mengenal politik. 

Tetapi disisi lain, politik dalam pernyataannya itu seringkali bertentangan langkah-langkahnya. Dengan langkah-langkah yang diinginkan oleh agama, Dari sini orang lantas berkata kalau begitu agama bertentangan dengan politik. Jadi kesimpulannya tergantung lagi pengertian kita terhadap politik.  Jadi  yang bermasalah di sini adalah politisi nya bukan politiknya nya, Tetapi politisinya yang menggunakan siasat bukan Hikmah .Bisa kita katakan begitu, karena itu ada ungkapan ''agama kami adalah politik kami'' Atau ''politik Kami adalah agama kami''

Jika kita lihat di negara Indonesia, Indonesia memiliki 4 pilar yang pertama adalah Pancasila, yang kedua adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang ketiga adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau kita singkat menjadi NKRI, dan yang terakhir adalah Undang-undang Dasar Negara Indonesia 1945 atau UUD 1945.

Dimana keempat pilar tersebut sudah baku dan mutlak menjadi selimut di Negara Indonesia dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam merupakan sumber inspirasi dalam politik bukan patokan di dalam sebuah politik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak begitu penting seperti apa bentuk negara nya, karena nilai-nilai keislaman tetap ada didalam politik kebangsaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun