Di era yang serba cepat dan terkoneksi seperti sekarang, ponsel bukan sekadar alat komunikasi. Ia telah menjadi perpanjangan tangan dari kehidupan kita---tempat bekerja, bersosialisasi, berbelanja, hingga mencari hiburan. Namun, di balik kemudahan itu, ada satu sisi yang kerap luput dari perhatian: kekacauan digital. Notifikasi yang tak henti berdentang, ribuan foto tak terpakai, aplikasi yang jarang dibuka, dan pesan tak terbaca menumpuk menjadi beban tak kasatmata yang memengaruhi fokus, produktivitas, bahkan kesehatan mental.
Decluttering digital atau merapikan ruang digital adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam menciptakan hidup yang lebih tertata. Layaknya membersihkan rumah dari barang-barang yang sudah tak dibutuhkan, decluttering digital mengajak kita untuk memilah dan menyusun ulang kehidupan virtual agar lebih fungsional dan menyenangkan.
Langkah pertama dalam merapikan ruang digital bisa dimulai dari yang paling sederhana: layar utama ponsel. Banyak dari kita menjejalkan puluhan aplikasi tanpa benar-benar menggunakannya secara rutin. Aplikasi yang sudah berbulan-bulan tidak dibuka bisa dihapus atau diarsipkan. Mengelompokkan aplikasi berdasarkan fungsi juga membantu otak bekerja lebih efisien saat mencarinya. Misalnya, menyatukan aplikasi kerja dalam satu folder, aplikasi media sosial dalam folder lain, dan begitu seterusnya. Dengan begitu, kita tak hanya mengurangi waktu yang terbuang untuk mencari ikon tertentu, tetapi juga menekan impuls membuka aplikasi tanpa tujuan jelas.
Selanjutnya, notifikasi yang terus berdatangan menjadi sumber gangguan yang tak kalah serius. Penelitian menunjukkan bahwa notifikasi berlebih bisa menurunkan konsentrasi dan memperparah stres. Memilih dengan sadar aplikasi mana yang boleh mengirim notifikasi akan memberi ruang bagi pikiran untuk bernapas. Tidak semua hal perlu segera diketahui. Sebuah pesan promosi atau pembaruan aplikasi bisa menunggu. Sebaliknya, kita menjadi lebih hadir dalam aktivitas yang sedang dijalani.
Tak kalah penting, galeri foto sering kali menjadi tempat penumpukan data yang tidak perlu. Screenshot tak berguna, foto buram, atau dokumen duplikat bisa menyita ruang penyimpanan dan menyulitkan saat ingin mencari momen berharga. Menyisihkan waktu secara berkala untuk menghapus dan menyortir foto bisa terasa melelahkan di awal, namun hasilnya sebanding: galeri yang lebih rapi dan memori perangkat yang lebih lapang.
Ruang digital yang bersih juga membantu kita menata ulang relasi dengan teknologi. Kita menjadi lebih sadar terhadap waktu yang dihabiskan di dunia maya, lebih terarah dalam penggunaan aplikasi, dan lebih peka terhadap kebutuhan diri. Alih-alih terombang-ambing oleh arus informasi, kita kembali memegang kendali atas perhatian dan waktu kita sendiri.
Decluttering digital bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang menciptakan ruang untuk bernapas di tengah hiruk-pikuk dunia digital. Ini adalah bentuk perawatan diri yang tak kasatmata namun berdampak nyata. Dan siapa sangka, dari tindakan kecil seperti membersihkan layar ponsel, bisa tumbuh ketenangan yang lebih besar dalam hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI