Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Lily Perdamaian sampai Adam Hawa

5 Mei 2021   09:36 Diperbarui: 5 Mei 2021   09:37 1665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa jenis flora yang menyemarakkan 'basecamp' (dok.Wahyuni Susilowati)

Nama beken internasionalnya memang Peace Lily alias Lily Perdamaian (Spathiphyllum sp), tanaman hias yang tumbuh merumpun dengan bentuk bunga menyerupai daunnya hanya saja warnamya putih. Tangkai tinggi menjulang di atas gerumbulan daun membuatnya tampak seperti kibaran bendera putih tanda berdamai dalam peperangan.

Ada beberapa gerombol Lily yang ditanam di dalam pot-pot maupun di tanah pekarangan depan basecamp kami. Bisa dibilang itu merupakan warisan tidak langsung dari mendiang nenek tetangga yang baik hati. Rumah peninggalannya dijual untuk bagi-waris dan para cucunya memang tak begitu berminat dengan berpot-pot tanaman hias peliharaan Sang Nenek semasa hidup. Begitu mereka pindah, terlantarlah aneka flora malang tersebut sampai akhirnya para tetangga yang gemar tanaman,  termasuk saya, memutuskan untuk mengadopsi mereka.

Selain Lily, saya juga mengamankan satu pot yang penuh sesak dipenuhi tanaman Moses in the cradle (Musa dalam buaian), entah kenapa masyarakat Barat menamainya demikian. Kalau nama versi Indonesia dari Rhoe discolor ini, yaitu  daun Adam Hawa, mungkin diambil dari warna daunnya yang hijau di permukaan dan ungu kemerahan di baliknya. Jenis tanaman ini memang tak rewel.

Setelah diangkat dari pot lama lalu dibagi-bagi, sepertiga dipindahkan ke pot baru dan lainnya dialihkan ke pekarangan. Ternyata semua tumbuh subur tanpa perawatan khusus di bawah naungan pohon mangga yang cuma berbuah sekali lantas kapok. Entah kenapa proses generatif pohon buah itu mandek hingga berbunga pun dia tak mau. Jadilah dia bareng pokok jambu air yang juga mogok berbuah berfungsi murni sebagai peneduh dan pabrik oksigen untuk kawasan basecamp dan sekitarnya.

Kehadiran Lily dan Adam Hawa juga merupakan berkah tersendiri karena setelah berselancar di internet, saya mendapati bahwa keduanya punya potensi manfaat yang menakjubkan..

Hasil penelitian NASA terhadap Peace Lily, sebagaimana dirilis engledow.com, menunjukkan bahwa tanaman yang bisa juga ditanam dalam ruangan tersebut menduduki posisi teratas untuk kemampuan membersihkan udara. Tanaman tropis ini mampu memecah struktur dan menetralkan berbagai gas beracun seperti benzena, formaldehida, dan karbon monoksida.

Sementara daun Adam Hawa, sebagaimana dilansir researchgate.net, telah digunakan secara tradisional terutama di Amerika Selatan sebagai minuman seperti teh untuk pengobatan kanker, mikosis, alergi rinitis, dan penyakit kelamin.  Di Indonesia rebusan daunnya dimanfaatkan untuk mengatasi disentri (peradangan usus, terutama usus besar, yang bisa memicu diare parah yang ditandai dengan adanya lendir/darah pada tinja) dan mengobati diare (mencret).

Warisan lain yang kini turut mewarnai keberadaan basecamp adalah anggrek tanah (Bletilla striata ) yang seingat saya dulu bunganya berwarna ungu terang dan paku asparagus (Asparagus setaceus). Jangan salah, ini bukan jenis asparagus yang biasa muncul di dapur koki.

Kehadiran mereka melengkapi perbendaharaan tanaman, mayoritas jenis jawara yang meski dirawat ala kadarnya saja tapi tetap tampil prima menghadirkan bunga-bunga yang cantik, di basecamp. Berbagai tumbuhan liar juga bermunculan, termasuk dua bayi pepaya dan aneka flora berukuran rimut, baik di pot maupun di pekarangan. Beragam suplir pun menampakkan diri di berbagai sisi retak tembok luar, sangat eksotis.

Saat tengah berinteraksi dengan 'masyarakat hehijauan' ini, baik ketika menyiram-menyiangi atau sekedar ngobrol (percayalah tanaman adalah pendengar sejati tak peduli seberapa membosankannya celoteh anda), saya seringkali terkagum-kagum dengan metode Sang Khalik memelihara segenap makhluk hidup  ciptaanNya. Berbagai flora, yang bisa dibudayakan maupun yang tumbuh secara liar di berbagai tempat di alam semesta ini, tanpa banyak cakap secara rutin memasok oksigen dan pangan bagi manusia maupun segenap fauna di dunia. Tampak sangat biasa-biasa saja, namun bila segenap flora berhenti menjalankan fungsinya tentu kita paham apa konsekuensinya bagi kehidupan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun