Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Selancar di Aplikasi: Perut Tenang, Hati Pun Riang

24 April 2021   09:31 Diperbarui: 24 April 2021   09:33 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak pilihan aplikasi untuk ngabuburit di rumah selama pandemi belum usai (dok.WS, Kompasiana.com, Logo-Wine, Wikimedia Commons/ed. WS)

Selepas memastikan hidangan buka puasa, hasil masak di di basecamp atau hasil membeli dari 'dapur umum' yang menjajakan berbagai penganan khas Ramadan, tersaji siap santap; kami biasanya secara otomatis kembali berasyik-masyuk dengan ponsel atau laptop masing-masing.

Ada yang menonton anime favorit di YouTube, membaca manga di Webtoon, memelototi thread topik kesukaan di Twitter, atau aplikasi apapun, pokoknya perut tenang dan hati pun riang sambil menanti adzan Magrib berkumandang.

Sementara saya sendiri punya rute jelajah ngabuburit yang diawali dengan cek notifikasi di akun Facebook, yang merupakan salah satu tempat saya berbagi tulisan, untuk menyapa mereka yang membubuhkan jempol atau merespon komentar di pos-pos yang saya unggah. Lalu berselancar di area Home-nya untuk melihat-lihat apa yang terjadi di jagad pertemanan saya.

Belakangan ini ada keresahan di kalangan teman-teman Facebook saya karena mereka ditag oleh sejumlah nama tak dikenal yang menautkan foto atau link porno. Konon itu adalah virus, yang pastinya dibuat oleh manusia-manusia mesum yang haus sensasi dan tak punya nyali untuk meraup viewer atau follower dengan konten-konten beradab.

Sebenarnya itu adalah kasus lama yang sering berulang, herannya manajemen tajir Facebook kok tidak kapok-kapoknya kecolongan di sektor pengamanan privasi dan data pengguna. Ujung-ujungnya para pemilik akun harus meninjau dan mengubah fitur pengaturan akses menjadi 'Only Me' agar tak mengundang fitnah sekaligus melindungi mata rekan-rekan di jagad maya agar tak terkotori sampah hati yang bisa menihilkan pahala ibadah di bulan nan suci ini.

Dari Home sayapun beranjak ke Page  yang awalnya saya buat untuk kepentingan sosialisasi buku pertama saya 'Resimen Kampus'  yang berisikan pengetahuan dasar plus dinamika institusi Resimen Mahasiswa (Menwa) . Kemudian setelah buku tersebut cukup memasyarakat di kalangan anggota Menwa Indonesia, Page saya pun berkembang menjadi ajang publikasi reportase kegiatan - kegiatan Menwa yang saya tulis baik di lingkup almamater saya Universitas Padjadjaran, regional Jawa Barat, dan nasional.

Reportase tersebut saya lakukan dalam kapasitas sebagai penanggungjawab kehumasan Menwa Yon II Unpad dan Menwa Mahawarman Jawa Barat. Saya bahkan sempat membuat akun Kompasiana khusus untuk mewadahi berbagai berita tentang Menwa ini. Lumayanlah dapat predikat 'Penjelajah' dari Admin sebelum akhirnya dimudakan menjadi 'Yunior' setelah bangkit kembali paska mati suri selama beberapa tahun.

Di Page  saya menyapa para silent readers yang berkenan singgah dan mengintip tautan-tautan Kompasiana yang dibagikan di situ. Lalu log out dan log in ke akun Kompasiana untuk melihat trafik pembaca tulisan-tulisan saya, merespon komentar kalau ada, dan membaca notifikasi. Siapa tahu ada pesan cinta dari Admin buat saya.

Puas di situ saya mengecek lautan percakapan di WhatsApp, di jejaring anak Facebook ini saya lebih banyak membaca, terutama untuk lingkup grup. Respon cepat selalu saya usahakan untuk percakapan jalur pribadi. Dari sini saya pun pindah ke Line yang merupakan ajang mengobrol seru sesama penghuni basecamp  baik yang tengah berada di perantauan maupun yang sudah berhasil balik sebelum aturan pengetatan-pelarangan mudik diumumkan. Topik terhangat kami ya urusan mudik ini.

Adzan Magrib menginterupsi jelajah aplikasi kami dan rangkaian aktifitas paska buka puasa yang lumayan padat menjadi jeda panjang kencan kami dengan gawai masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun