Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Adik Perempuan Kim Jong-un dan Manuver Nuklir Korea Utara

30 Maret 2021   10:27 Diperbarui: 30 Maret 2021   10:30 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Yo-jong konon disiapkan Kim Jong-un untuk menjadi alter ego-nya (doc.BBC/ed.WS)

Korea Utara (Korut) melakukan uji coba dua rudal balistik taktis jarak pendek terbarunya yang diluncurkan ke laut dekat Jepang minggu lalu sebagai penanda kemajuan stabil dalam pengembangan program persenjataannya.

Secara tidak langsung memberikan tekanan secara politis yang lebih besar pada Amerika Serikat (AS) sehingga negeri Paman Sam itu langsung merespon dengan mengutuk keras uji coba rudal tersebut (Reuters, 30 Maret 2021). 

Presiden AS Joe Biden mengatakan uji coba  itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi dia tetap terbuka untuk diplomasi dengan Pyongyang.

Sementara Presiden Korea Selatan (Korsel) Jae-in Moon, yang negaranya berbatasan langsung dengan Korut, paska peluncuran tersebut langsung menyerukan untuk melanjutkan dialog antara Korut-Korsel-AS guna membahas program nuklir tetangganya itu.

Seruan Moon langsung dibalas oleh Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong-un, yang menyebut bahwa  pernyataan Moon yang senada dengan AS itu memalukan,”Tindakan tidak masuk akal dan kurang ajar dari Korsel itu persis sama dengan logika AS yang mirip gangster,” kecamnya seperti dirilis oleh media pemerintah Korut KCNA pada Selasa (23/3) lalu.

Sebelumnya Kim Yo-jong pun sudah memberi peringatan keras pada Biden yang belum lama terpilih sebagai Presiden AS,”Jika ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, sebaiknya jangan menyebar bau (busuk) pada langkah pertama," katanya (CNN, 16 Maret 2021).

Ultimatum Yo-jong itu diucapkannya saat AS-Korsel melakukan latihan simulasi militer dalam skala kecil bersamaan dengan kehadiran Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Menteri pertahanan AS Lloyd Austin di kawasan tersebut untuk melakukan pembicaraan dengan Jepang serta Korsel.

Kedua pejabat AS itu, sebagaimana dirilis CNN, bertemu dengan rekan-rekannya di Tokyo dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk ‘denuklirisasi lengkap Korea Utara’ serta menciptakan peluang kerjasama lebih lanjut antara AS, Jepang, dan Korea Selatan.

Langkah yang ditempuh AS dalam menyikapi kekeraskepalaan Korut masih tidak bergeser jauh dari ‘mengancam untuk menembak dari jauh’ namun ‘selalu terbuka untuk diplomasi’, yang terakhir konon sulit dilakukan karena pemerintah Korut belum memberikan jawaban resmi atas tawaran berunding yang diajukan.

Presiden Joe Biden sepertinya tidak akan menulis ‘surat cinta’  pada Kim Jong-un seperti pendahulunya, Donald Trump, yang jelas pemerintahan AS di bawah kepemimpinannya tetap belum bergeming dari pelucutan program nuklir alias denuklirisasi Korut secara menyeluruh. Sesuatu yang sangat tidak gampang untuk diwujudkan.

Warga Korut punya alasan kuat kenapa mereka menolak denuklirisasi, salah satunya fakta bahwa para pemimpin di Irak dan Libya digulingkan setelah melepaskan program nuklir mereka di bawah tekanan AS.

Sementara Iran menandatangani kesepakatan dengan AS hanya untuk ‘membuat’ pemerintahan Trump leluasa menjatuhkan sanksi ekonomi yang melumpuhkan serta membunuh jenderal dan ilmuwan nuklir terkemuka negara itu (CNN, 16 Maret 2021).

Upaya pembicaraan resmi antara Korut dan pejabat pemerintahan Trump sebagian besar ditolak oleh Pyongyang, sementara beberapa pertemuan yang terjadi tidak membuahkan hasil yang nyata.

Terlepas dari peliknya hubungan antara Korut dan negara-negara lain yang dilanda kecemasan karena program nuklirnya, sangat menarik melihat kian seringnya Kim Yo-jong tampil menyuarakan sikap pemerintahnya.

Sejak mewakili Kim Jong-un menghadiri perhelatan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang (Korsel); Yo-jong tidak hanya memperoleh kehormatan di dalam Partai Buruh yang berkuasa, namun dikabarkan juga menjadi otak di balik citra publik Jong-un yang dibangun dengan hati-hati baik di dalam maupun di luar negeri (The Guardian, 19 April 2020). 

Sebagai imbalan atas jerih-payahnya, Yo-jong mendapat kepercayaan mutlak dari kakaknya yang dikenal tidak pernah mentolerir pengkhianatan. Jong-un diketahui pernah memerintahkan untuk mengeksekusi pamannya sendiri atas tuduhan pengkhianatan.

Saat dunia bergulat dengan pandemi virus korona, pengaruh Kim Yo-jong terus berlanjut. Pada Maret tahun 2020 dia membuat pernyataan publik pertamanya, yang mencibir Korsel sebagai "anjing yang menggonggong ketakutan" setelah Seoul memprotes latihan militer Korut yang menggunakan tembakan langsung. 

Di bulan yang sama pula, sebagaimana dirilis oleh The Guardian, dia secara terbuka memuji Donald Trump karena mengirim surat kepada Kim di mana dia mengatakan dia berharap untuk menjaga hubungan bilateral yang baik dan menawarkan bantuan dalam menangani pandemi virus korona.

Publikasi pernyataan politik atas nama Kim Yo-jong menggarisbawahi peran sentralnya dalam rezim,"Ini mengungkapkan bahwa Kim Jong-un mengizinkannya untuk menulis dan mengumumkan pernyataan pedas tentang Korsel dengan nada yang begitu pribadi,” papar Youngshik Bong, peneliti di Institut Studi Korea Utara Universitas Yonsei (Seoul).

”Dia jelas siap untuk membiarkan saudara perempuannya menjadi alter ego-nya.” (The Guardian, 19 April 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun