Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Negara Paling Bahagia di Dunia, Pandemi Tak Berpengaruh?

20 Maret 2021   18:05 Diperbarui: 21 Maret 2021   07:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi Covid-19 tidak mampu menyurutkan kebahagiaan warga Finlandia (doc.Business-Insider/ed.WS)

Pandemi Covid-19 tahun lalu tidak hanya mengakibatkan kematian lebih dari 2,6 juta orang di seluruh dunia, tetapi juga menyebabkan guncangan besar dalam kehidupan sehari-hari bagi banyak dari kita.Namun terlepas dari 12 bulan terakhir dalam kungkungan pembatasan sosial dan penurunan kesehatan mental di sejumlah negara,ternyata tidak ada perubahan di posisi teratas dalam hal peringkat negara paling bahagia di dunia (CNN, 19 Maret 2021).

Selama empat tahun berturut-turut Finlandia berada di urutan teratas dalam daftar tahunan negara paling bahagia di dunia ini berdasarkan Gallup World Poll dengan Islandia, Denmark, Swiss, dan Belanda mengikuti di posisi kedua, ketiga, keempat dan kelima.

"Kita perlu segera belajar dari fenomena Covid-19." Kata salah satu peneliti, Jeffrey Sachs, profesor dan direktur Centre for Sustainable Development di Universitas Columbia, pada CNN,"Pandemi mengingatkan kita pada ancaman lingkungan global dan kebutuhan mendesak untuk bekerjasama sementara kerjasama adalah hal yang sulit dilakukan di setiap negara secara global."

Satu hal yang perlu dicatat bahwa World Happiness Report 2021 telah disusun dengan sedikit berbeda kali ini karena merebaknya virus corona. Tidak hanya para peneliti tidak dapat melanjutkan wawancara tatap muka di sejumlah negara, mereka juga harus mengubah segala sesuatu dengan berfokus pada hubungan antara kesejahteraan dan Covid-19. Laporan, yang diluncurkan pada tahun 2012, tersebut terutama didasarkan pada tingkat produk domestik bruto (PDB), harapan hidup, kedermawanan, dukungan sosial, kebebasan, dan korupsi.

Meskipun ada beberapa perubahan di 10 besar seperti Islandia yang naik dua peringkat dari keempat menjadi kedua dan Norwegia yang turun dari posisi kelima menjadi kedelapan; namun secara keseluruhan daftar peringkat tersebut sangat mirip dengan tahun sebelumnya, fenomena itu dipandang sebagai pertanda positif.

"Anehnya, secara rata-rata tidak ada penurunan kesejahteraan jika diukur dengan evaluasi pribadi setiap orang terhadap kehidupan mereka sendiri." Kata profesor John Helliwell dari University of British Columbia, yang juga berkontribusi pada laporan tersebut."Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang melihat Covid-19 sebagai ancaman umum dari luar yang mempengaruhi semua orang dan ini telah menumbuhkan rasa solidaritas dan perasaan sepenanggungan yang lebih besar."

Para peneliti mengatakan sebenarnya tidak mengherankan jika Finlandia mempertahankan posisi teratas sekali lagi karena negara-negara Nordik selalu mendapat peringkat tinggi dalam hal menghargai kepercayaan satu sama lain.

Kepercayaan antar warga dan kepercayaan pada pemerintah diakui sebagai salah satu faktor utama yang membantu melindungi setiap orang selama pandemi. Contohnya, angka kematian Brasil secara signifikan lebih tinggi daripada Singapura dan fakta itu, menurut laporan, sebagian besar disebabkan oleh perbedaan kepercayaan publik terhadap pemerintah di masing-masing negara. Amerika dan Eropa juga tercatat memiliki kematian akibat Covid-19 yang jauh lebih tinggi daripada Asia Timur, Australasia, dan Afrika.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa usia rata-rata populasi suatu negara dan kedekatannya dengan negara-negara lain yang sangat terinfeksi menjadi faktor penyebab perbedaan tingkat kematian antar negara secara global.

Satu hal yang tak kalah menariknya adalah faktor kepala pemerintahan perempuan juga menjadi pertimbangan penting saat mengukur keberhasilan strategi Covid-19 antar negara, sama pentingnya dengan faktor ketimpangan pendapatan dan pengetahuan yang didapat dari epidemi sebelumnya.

Sepuluh negara paling bahagia di dunia tahun 2021dari 149 negara yang diobservasi tim periset dari mulai peringkat tertinggi adalah Finlandia, Islandia, Denmark, Swiss, Belanda, Swedia, Jerman, Norwegia, Selandia Baru, dan Austria (CNN, 19 Maret 2021). Sementara untuk kategori negara paling tidak bahagia di dunia, Afghanistan berada di peringkat pertama disusul oleh Zimbabwe, Rwanda, dan Botswana. Konflik politik dan pertikaian bersenjata ditengarai menjadi alasan paling signifikan yang paling membuat penduduk suatu negara tidak bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun