Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Remaja Sulit Berprestasi dan Berteman, Gegara Orangtua Kelewat Dominan?

25 Juni 2020   18:17 Diperbarui: 25 Juni 2020   18:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ortu kelewat dominan meenghambat perkembangan kemampuan sosialiasi dan akademik anak (doc.indiatimes.com/ed.Wahyuni)

Anak-anak dengan ortu arogan cenderung melihat teman sebagai beban, bukan mitra dalam hubungan yang saling menguntungkan.

"Orang-orang yang memiliki hubungan yang sulit dengan ortu mereka cenderung mengembangkan harapan (yang tidak realistis) tentang seperti apa hubungan itu harus berjalan." Kata Loeb, "Jika anak tidak melakukan apa yang diinginkan, ortu dominan cenderung merasa bersalah dan menahan (ungkapan) kasih sayang. Kita dapat membayangkan bahwa saat anak-anak ini tumbuh dewasa dengan mengharapkan pola serupa dalam hubungan dengan teman-teman atau pasangan romantis."

Akibatnya anak-anak dari ortu arogan-dominan lebih suka memilih untuk tidak mengambil risiko dengan meminta dukungan karena hal itu berisiko direspon dengan penolakan dan merenggangnya hubungan.

Penelitian ini menerima hibah dari National Institute of Health untuk dilanjutkan selama 10 tahun dan Loeb berpikir tentang menambahkan golongan darah peserta serta tanda-tanda penuaan dalam parameter penelitian.

"Anak-anak dengan ortu yang terlalu pengatur akan cenderung berjuang keras untuk menemukan kemandirian dan membuat keputusan otonom di kemudian hari."Kata Loeb, "... jadi saya pikir ini adalah bukti bahwa sangat penting bagi remaja untuk diperbolehkan membuat pilihan-pilihan mereka sendiri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun