Salah satu sumber internal Pos yang saya hubungi sudah meneruskan komplain saya berikut link yang berisikan keluhan pengguna jasa di atas pada Kepala Regional IV dimana PDC TAMBUN merupakan bagian dari kewenangannya dengan harapan akan ditindaklanjuti.
Langkah terakhir pada Jumat ( 22/5) lalu saya mendatangi Kantor Pos Antapani tempat saya melakukan pengiriman dan petugasnya menyatakan bahwa dia telah menghubungi petugas customer service PDC TAMBUN serta akan mengabari saya bila sudah ada penjelasan terkait kenapa paket Pos Express saya tak kunjung diantarkan. Saya masih menunggu.Â
Perkembangan menarik terjadi pada Senin (25/5) siang lalu saat salah satu sumber internal Pos terpercaya mengabari bahwa '(PDC) tambun masuk bekasi, reg (regional) 4, cikarang masuk reg 5 ... maka kasusnya langsung ditangani kantor pusat' dan terkait paket saya  ternyata '... kiriman sdh sampai cikarang jam 6 pagi ... sampai (di kantor antaran pada) H+1. jd cikarang yg tak antar'.
Info di atas segera saya lanjut ke petugas Kantor Cabang  Pos(KCP) Cikarang untuk mengkronfontir info awal yang diberikannya bahwa paket saya masih tertahan di PDC TAMBUN ('Ok besok di coba cek ya'), juga pada Manajer Antaran Pos Cikarang yang semula hanya membaca saja semua pesan Whatsapp saya tanpa respon. Baru setelah saya tekankan 'Read n action, ya ... itu amanah',  dia pun menjawab,'Mohon maaf besok (26/5) akan dicek'.
Saya akan kembali menunggu perkembangan selanjutnya.
Catatan Penutup
Dering ponsel siang ini menghantar kabar bahwa Sang Paket yang, setelah melewati rentang kelambatan selama delapan hari dari slogan 'Pos Express The Next Day', Â berhasil sampai ke alamat tujuan plus tiga dari empat menu Lebaran di dalamnya berhasil diselamatkan alias layak konsumsi setelah terlebih dahulu dipanaskan ulang untuk keamanan higienisnya. Alhamdulillah.
Namun satu hal yang masih bergayut dalam pikiran, yaitu perkataan dari salah satu narasumber bahwa akhirnya Kantor Pusat Pos Indonesia turun tangan langsung membenahi distribusi paket yang berada di Tambun (Regional 4) dan Cikarang (Regional 5) karena, dalam percakapan Whatsapp dia menulis,'ngeri pada busuk kiriman ngak ada orang ngantar kabeh ke bansos (penyaluran program bantuan sosial,-pen.)'.Â
Sepertinya ada isu serius tentang entah berapa banyak jumlah paket yang tertahan di gudang-gudang Pos, manajemen distribusi yang semrawut, dan kurangnya apresiasi terhadap para pengguna jasa yang masih menarus kepercayaan pada PT Pos Indonesia di tengah ketatnya persaingan jasa kurir saat ini.Â
Semoga para pucuk pimpinan bisa segera melakukan perbaikan kinerja dan kedisiplinan di BUMN yang menjadi kewenangan mereka itu.