Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Investigasi Kriminal Covid-19 di Kapal Pesiar Ruby Princess

8 April 2020   18:37 Diperbarui: 8 April 2020   18:38 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal pesiar 'Ruby Princess' masih menjalani karantina Covid-19 di perairan Australia (doc.Crew Center/ed.Wahyuni)

Kebijakan otoritas negara bagian New South Wales (NSW) Australia yang pada Kamis (19/3) lalu mengijinkan kapal pesiar 'Ruby Princess' berlabuh di Circular Quay bahkan membiarkan 2.700 penumpangnya untuk berjalan-jalan di Sydney padahal ada di antara mereka yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan dan beberapa harus diangkut ke rumah sakit dengan gejala mirip Covid-19 telah menuai kritik tajam dari banyak pihak sampai saat ini (The Guardian, 5 April 2020).

Belakangan terbukti bahwa kapal tersebut merupakan sarang infeksi. Setidaknya 662 orang yang terkait dengan pelayaran tersebut dikonfirmasi positif Covid-19 atau lebih dari 10% total kasus di Australia. 

The Sunday Telegraph memberitakan bahwa pada malam saat 'Ruby Princess' merapat, operator ambulan NSW telah diberitahu oleh pengelola kapal bahwa beberapa penumpang yang harus diangkut ke rumah sakit telah menjalani tes Covid-19 namun hasilnya masih belum diketahui. 

Hal itu pula, menurut operator kapal, yang membuat otoritas pelabuhan menolak memberikan ijin untuk merapat. Namun perwakilan dari Carnival Cruise, perusahaan pemilik 'Ruby Princess', kemudian ditelpon untuk mengabari bahwa ambulans belum dipanggil karena kekuatiran adanya kasus Covid-19 dan setelah itu kapalpun diijinkan masuk ke Circular Quay.

Sementara itu NSW Health sebelumnya menyatakan bahwa meskipun penumpang yang diangkut dari kapal ke rumah sakit memiliki gejala seperti flu, ambulans sebenarnya dipanggil karena kondisi medis lainnya, seperti sakit punggung bagian bawah dan masalah jantung. Namun salah satu pasien tersebut akhirnya meninggal lima hari kemudian karena penyakit terkait Covid-19.

Ketidak-sinkronan penjelasan pihak pengelola kapal dan dinas kesehatan NSW di atas tentunya memicu pertanyaan, siapa di antara keduanya yang telah melakukan manipulasi fakta sehingga memicu munculnya kasus baru Covid-19 yang sangat merugikan Australia itu.

Setelah kemudian terungkap ada empat penumpang lagi dari kapal naas itu meninggal, jumlah totalnya 11 atau lebih dari 30 persen total kematian akibat Covid-19 di Australia, akhirnya Komisaris Polisi NSW Mike Fuller pada Minggu (5/4) lalu mengumumkan akan melakukan investigasi kriminal atas bencana Covid-19 yang terjadi di kapal pesiar 'Ruby Princess' (The Guardian, 5 April 2020).

Secara khusus Fuller memuji Otoritas Pelabuhan NSW atas tindakan mereka pada malam sebelum kapal merapat, "Otoritas Pelabuhan New South Wales telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam mencoba memahami fakta-fakta terkait dengan kasus ini. Mereka melakukan kontak dengan kapal berulang kali. Mereka benar-benar berusaha menghentikan kapal agar tidak sampai ke pelabuhan Sydney tanpa dibekali informasi medis yang lebih mendalam. Mereka melakukan kontak dengan manajer operasi dari Carnival dan pada setiap kasus selalu diberitahu bahwa masalah di kapal bukanlah Covid-19."

Fuller tidak mengesampingkan kemungkinan adanya dakwaan kelalaian pidana dalam kasus ini,"Pertanyaan kunci yang masih belum terjawab, apakah perusahaan Carnival sudah transparan dalam mengontekstualisasikan kondisi kesehatan penumpang dan kru kapal yang berkaitan dengan Covid-19?"

Dia mengkonfirmasi ada sekitar 200 awak kapal 'Ruby Princess' terindikasi gejala Covid-19 dan para petugas medis masih terus melakukan pengujian. Sementara ini kapal 'Ruby Princess' akan tetap berada di perairan Australia untuk menuntaskan masalah medis tersebut.

Ulah nakal perusahaan-perusahaan kapal pesiar yang memberikan informasi menyesatkan pada pihak berwenang juga dikemukakan oleh menteri dalam negeri Peter Dutton awal pekan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun