Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bangkok dan Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2100

10 Maret 2020   18:37 Diperbarui: 10 Maret 2020   18:49 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotchakorn Voraakhom dan salah satu gagasannya mencegah Bangkok tenggelam (doc.Twitter,The Asia Foundation/ed.Wahyuni)

Analisis baru oleh Nestpick 2050 tentang Climate Change City Index menyatakan, Bangkok, Venesia, New Orleans, dan Jakarta diperkirakan akan tenggelam pada tahun 2100 (AFP, 8 Maret 2020). Pemicunya, dengan variasi kondisi regional masing-masing; adalah naiknya permukaan laut, pembangunan yang tidak terkendali, ekstraksi air tanah, dan pertumbuhan populasi perkotaan yang cepat. 

Arsitek terkenal Thailand Kotchakorn Voraakhom yang getol memberikan ceramah seputar pentingnya pembangunan dilaksanakan dengan pemikiran yang matang ketimbang sekedar membangun konstruksi asal-asalan menegaskan bahwa,"Ini adalah situasi tentang hidup dan mati."

Perempuan berusia 39 tahun berharap bisa menyelamatkan Bangkok tercintanya dari kandas di dasar lautan di tengah gencarnya aksi para ilmuwan yang memperingatkan bahwa cuaca ekstrim seperti banjir dan kekeringan bisa benar-benar merusak kota bahkan membuat 40 persen wilayahnya tenggelam dalam satu dekade ke depan.

Kotchakorn yang alumnus Harvard University itu tentu saja menolak untuk berpangku tangan menunggu prediksi bencana jadi kenyataan. Namanya dikenal luas sejak ia menunjukkan bagaimana berbagai efek perubahan cuaca dapat dimitigasi dengan cara mengukurnya di pusat perencanaan kota Bangkok.

Kotchakorn dan perusahaannya Landprocess membangun Chulangkorn University Centenary Park (CUNP) yang telah diakui secara internasional. CUNP adalah area taman seluas 4 hektar di pusat Bangkok yang dibuat miring ke bawah pada sudut tiga derajat untuk memungkinkan air hujan mengalir melalui rerumputan dan lahan basah. 

Sementara air yang tidak terserap tanaman mengalir masuk ke kolam penampung di dasar taman untuk disimpan-disaring agar bisa digunakan selama musim kering atau dilepaskan secara bertahap. Pada kasus banjir parah, CUNP dapat menampung satu juta galon air.

Kotchakorn menentang pembangunan Bangkok yang tidak terkendali sehingga 10 juta penduduk harus tinggal berhimpitan di kota metropolitan yang penuh dengan gedung pencakar langit, pabrik, mal, dan hotel. Dia memperingatkan bahwa "kecanduan bertumbuh" dengan segala cara bisa membahayakan kemampuan kota itu untuk berkembang tanpa memperluas perusakan lingkungan agar," ... tidak benar-benar membunuh masa depan kita."

Saat ini gagasannya telah diterima di dalam dan di luar negeri, dia berbicara di forum TED dan mendapat pengakuan pada tahun 2018, lalu tahun 2019 majalah TIME memasukkannya dalam daftar '100 Next'  bintang-bintang global yang sedang naik daun.

Namun meyakinkan klien, otoritas, dan bisnis lain untuk melihat gambaran lingkungan yang besar bukanlah target gampang di kota besar yang terobsesi dengan target ekonomi dan ekspansi. Tingkat kesulitan bertambah mengingat Kotchakorn yang notabene perempuan itu tengah berupaya mendorong perubahan di tengah masyarakat patriarki. Banyak ide-idenya awalnya ditolak oleh kalangan yang didominasi kaum pria 'berpikiran konvensional', namun dia pantang mundur, "Saya merasa (penolakan) itu didasarkan pada ketakutan mereka. Tapi itu bukan ketakutan saya."

Titik balik terjadi pada 2011 saat Thailand mengalami banjir terburuk dalam perode setengah abad berjalan, yang menewaskan lebih dari 800 orang di seluruh negeri dan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Bangkok yang dibangun di atas tanah yang pernah berawa dan dikelilingi oleh saluran air alami adalah zona yang paling terpukul akibat bencana itu.

Peringatan Bank Dunia yang datang belakangan tentang kemungkinan bahwa 40 persen wilayah Bangkok akan terendam pada tahun 2030 tentunya memicu kekuatiran tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun