Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Pembunuhan Jurnalis Muda dan Tumbangnya Rezim Penguasa Slovakia

3 Maret 2020   18:33 Diperbarui: 3 Maret 2020   18:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marian Kocner (insert) didakwa memerintahkan pembunuhan jurnalis Jan Kuciak (doc.EU-OCS/ed.Wahyuni)

"Saya tidak bersalah." Kata Marian Kocner, pengusaha tajir Slovakia, setelah jaksa penuntut membacakan tuduhan bahwa dia telah memerintahkan pembunuhan terhadap jurnalis Jan Kuciak dan tunangannya Martina Kusnirova dua tahun silam (The New York Times, 28 Februari 2020).

Kuciak dan tunangannya, yang sama-sama berusia 27 tahun, ditembak mati karena menulis berita investigasi keterkaitan Kocner dengan korupsi politik tingkat tinggi dan kejahatan terorganisir.

Pembunuhan itu menggegerkan warga Slovakia dan memicu gelombang protes terbesar sejak Revolusi Velvet 1989, yang membuka jalan bagi kemerdekaan negara itu. Kemarahan massa telah mendorong Perdana Menteri Robert Fico dan pejabat tinggi pemerintah lainnya untuk lengser serta membantu seorang pemula politik dengan visi reformis, Zuzana Caputova, memenangkan kursi kepresidenan tahun lalu.

Hasil pemilihan parlemen nasional pada hari Sabtu (29/2) dimana partai Fico, Smer-SD, untuk pertama kalinya terpental dari kekuasaan sejak delapan tahun terakhir juga menambah daya tarik bagi publik untuk terus memantau persidangan yang dijalani Kocner dan rekan-rekannya.

Daniel Lipsic, pengacara keluarga Kuciak, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa masyarakat sebagian besar telah 'frustrasi atau bahkan apatis tentang berbagai kasus korupsi' namun 'pembunuhan dua orang muda (terkait hal itu) adalah cerita yang berbeda'. Simpati masyarakat luaspun tidak bisa dibendung atas tragedi yang menimpa Kuciak dan Kusnirova.

Jaksa mengatakan Kocner telah menggunakan berbagai cara dari mulai ancaman, intimidasi, penyuapan, sampai memanfaatkan koneksi politik untuk menjadi pengusaha yang kuat dan kaya di negara yang merupakan bagian dari Cekoslowakia sampai pemisahan secara damai pada tahun 1992.

Bahkan saat Slovakia mendekat ke Barat saat bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, bisnis Kocner tetap berkembang pesat berkat hubungannya dengan jajaran partai penguasa lama Smer-SD. Dia, berdasarkan bukti-bukti yang dipaparkan jaksa di pengadilan, telah berusaha keras mengamankan hubungan koruptif itu dengan mempekerjakan penyelidik yang tugasnya menggali semua 'kotoran' pada politisi, jurnalis, jaksa penuntut, atau siapa saja yang dinilai bisa membahayakan kepentingannya.

Kocner telah bertindak melampaui batas saat memerintahkan pembunuhan jurnalis Kuciak dan Kusnirova di rumah mereka pada 21 Februari 2018. Miroslav Macek, mantan tentara yang telah mengaku sebagai pembunuh bayaran yang mengeksekusi pasangan tersebut bekerjasama dengan jaksa dalam pengungkapan kasus ini.

Kocner, yang sekarang menjadi fokus beberapa investigasi terkait kejahatan keuangan dalam dua tahun terakhir ini, pada Kamis (27/2) dijatuhi hukuman 19 tahun penjara karena penipuan yang melibatkan jaringan televisi AS. Mendiang Kuciak sendiri tengah menyelidiki kasus penggelapan pajak Kocner yang bernilai jutaan Euro.

Kasus pembunuhan jurnalis muda Jan Kuciak dan tunangannya, menurut The New York Times, telah memaksa banyak orang di Slovakia harus mengakui adanya sisi buruk dalam pengelolaan negara mereka.

Ayah Jan, Josef Kuciak, yang dulu sering berdebat dengan mendiang putranya terkait memberikan suara pada partai penguasa Smer-SD yang dianggapnya pro rakyat,"... karena itulah pada awalnya saya tidak menggubris ancaman Kocner. Saya pikir tidak mungkin akan terjadi di sini karena kami memiliki kejaksaan fungsional, pengadilan, dan polisi." Sudah terlambat saat dia menyadari bahwa anggapannya itu keliru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun