Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19, Nama Resmi Penyakit yang Disebabkan Coronavirus

12 Februari 2020   09:17 Diperbarui: 12 Februari 2020   09:23 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WHO resmi menamai penyakit akibat serangan coronavirus dengan nama Covid-19 doc.wuhanupdate.com,FB/ed.Wahyuni)

"Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit (yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru) ini, yaitu Covid-19," kata ketua World Health Organization (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa (bbc.com, 12 Februari 2020).

Ghebreyesus meminta dunia untuk memerangi virus baru, yang telah menewaskan lebih dari 1000 orang dan menginfeksi puluhan ribu lainnya, ini seagresif mungkin.

Kata 'coronavirus' merujuk pada kumpulan virus strain terbaru dan virusnya sendiri secara spesifik dinamakan SARS-CoV-2 oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus. 

Para peneliti memang telah menyatakan kebutuhan pemberianC nama formal bagi penyakit yang ditimbulkan oleh virus tersebut untuk menghindari kebingungan dan stigmatisasi pada kelompok atau negara mana pun.

"Kami harus menemukan nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang, dan yang mudah diucapkan serta terkait dengan penyakit ini."Papar Ghebreyesus seraya menambahkan bahwa memberi nama pada penyakit itu penting untuk mencegah penggunaan nama yang tidak akurat dan menghindari stigmatisasi sekaligus," ... memberi kita format standar untuk digunakan menghadapi wabah koronavirus di masa depan."

Nama Covid-19 diambil dari kata 'corona','virus' , 'disease' (penyakit), dan '19' merepresentasikan tahun 2019 saat munculnya wabah yang dilaporkan pada WHO pada 31 Desember 2019.

Sekarang ada lebih dari 42.200 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China dan jumlah kematian telah melampaui korban epidemi SARS pada 2002-2003.

Pada Senin (10/2) tercatat sekitar 103 orang meninggal di provinsi Hubei saja, sedangkan jumlah kematian nasional sudah mencapai 1.016 orang.

Tetapi jumlah infeksi baru secara nasional turun hampir 20% dari hari sebelumnya, dari 3.062 menjadi 2.478.

Beberapa hari terakhir ini pihak berwenang Cina dihujani kritik karena penanganan krisis mereka ketika kasus pertama kali muncul. Kematian seorang dokter yang peringatan awalnya ditekan oleh pihak berwenang memicu kemarahan publik.

Para ilmuwan dari seluruh dunia bertemu di Jenewa untuk membahas cara memerangi wabah ini. Ghebreyesus mengatakan masih ada peluang yang realistis untuk membendung penyakit ini jika sumber daya yang memadai dicurahkan untuk memeranginya. Dia pun memuji tindakan yang diambil di China, yang katanya "memperlambat penyebaran ke seluruh dunia".

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun