Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naskah Buku yang Mengguncang Gedung Putih

3 Februari 2020   18:31 Diperbarui: 3 Februari 2020   18:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
John Bolton, mantan penasehat yang kini dimusuhi Donald Trump (doc.The Nation/ed.Wahyuni)

John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, belakangan ini tampil sebagai sosok sentral dalam sidang pemakzulan yang digelar Senat setelah melaporkan bahwa ia telah menulis naskah buku yang di dalamnya terdapat pernyataan bahwa presiden telah mengatakan kepadanya secara langsung untuk menahan bantuan militer ke Republik Ukraina  sampai negara itu mengumumkan pada publik akan melakukan investigasi terhadap saingan mantan Wakil Presiden Joe Biden yang kini merupakan rival politik Trump (Bloomberg,31 Januari 2020).

Sejak pelaporan tersebut Trump dan tim pembelanya pun dengan segala cara berupaya mendiskreditkan mantan ajudan senior itu. Wakil Penasihat Gedung Putih Patrick Philbin pada hari Rabu (29/1) lalu, sebagaimana dilansir Bloomberg, mengatakan Bolton "tidak puas" dan "tidak akan memiliki hal-hal baik untuk dikatakan tentang presiden" setelah digeser dari posisinya pada bulan September 2019.

Philbin juga mengatakan kantor penasihat Gedung Putih telah diberitahu oleh National Security Council (NSC) bahwa mereka sedang melakukan peninjauan isi naskah buku untuk memastikannya tidak mengandung materi rahasia negara.

Saat ditanya dalam wawancara dengan Fox News Kamis (30/1) lalu tentang apakah pemerintah Trump berusaha menghentikan naskah Bolton agar tidak diterbitkan. Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengatakan,"Sama sekali tidak," dan bahwa peninjauan itu bukan "keputusan politik".

Hal itu bertentangan dengan isi surat per tanggal 23 Januari 2020 yang dirilis Rabu (29/1) dimana direktur senior NSC untuk catatan, akses dan manajemen keamanan informasi, Ellen J. Knight, mengindikasikan Gedung Putih berusaha untuk memblokir publikasi buku Bolton dalam bentuk saat ini karena "Naskah itu tampaknya mengandung sejumlah besar informasi rahasia."

Knight mengatakan "Naskah tidak boleh diterbitkan atau diungkapkan tanpa penghapusan informasi rahasia ini," Dia mengatakan naskah masih dalam peninjauan dan bahwa mereka berusaha untuk "memprosesnya secepat mungkin."

Pengacara Bolton, Chuck Copper, telah melayangkan surat pada NSC pada 24 Januari 2020 pemberitahuan bahwa" Duta besar Bolton mungkin akan dipanggil minggu depan untuk memberikan kesaksian dalam sidang pemakzulan presiden yang akan digelar Senat, (oleh karenanya)sangat penting bahwa kami memiliki hasil ulasan anda tentang bab itu sesegera mungkin"

Emailnya belum berbalas meski Cooper menambahkan juga di dalamnya,"Kami tidak percaya ada informasi apapun di dalamnya yang bisa dikategorikan sebagai rahasia negara."

Seperti biasa Trump pun mempublikasikan opininya via Twitter. Sang presiden menulis bahwa Bolton 'memohon' padanya untuk diberikan pekerjaan dan dia mengabulkannya dengan mengabaikan peringatan-peringatan untuk tidak mempekerjakan Bolton,"Kalau saya mendengarkan omongannya, pasti sekarang sudah pecah Perang Dunia Enam."Cuit Trump sembari menambahkan bahwa Bolton telah menulis buku yang 'jahat dan tidak benar' berisikan informasi rahasia.

Sementara itu penerbit Bolton, Simon & Schuster, belum memberikan respon saat diminta berkomentar dan belum jelas juga apakah ada cukup anggota Partai Republik pendukung Trump yang setuju menghadirkan Bolton sebagai saksi.Butuh perjuangan ekstra untuk membujuk para Republikan agar mereka setuju para saksi dihadirkan dalam sidang pemakzulan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun