Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Nadiem, Anggaran Bidikmisi Semester Depan Sudah Siap?

3 Desember 2019   07:06 Diperbarui: 3 Desember 2019   07:44 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendikbud Nadiem Makarim diharapkan dapat membuat Program Bidikmisi berjalan lebih baik (doc.Kompas, dodografis.com/ed.Wahyuni)

Pertanyaan lengkapnya adalah : Apakah dana Bidikmisi tahun ini sudah dikirim seluruhnya pada para mahasiswa kurang mampu yang berhak menerimanya dan anggaran Bidikmisi untuk semester baru tahun depan sudah siap disiapkan agar cair tepat waktu setiap bulan, Pak Nadiem ?

Di hari kerja nan indah ini, barangkali anda selaku Mendikbud berkenan melakukan penelusuran via SEO dengan kata kunci 'bidikmisi terlambat'. Saya sudah melakukannya dan menemukan jejak-jejak digital berupa berita media massa, curhatan di blog, dan laporan ke Ombudsman dari periode 2013 -- awal 2019. 

Info terhangat saya terima langsung beberapa hari lalu via telpon dari seorang ibu yang mengadukan anaknya tengah galau berat karena tunjangan Bidikmisi-nya tak kunjung cair. Hal itu nyatanya berlangsung di hampir semua perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia!

Pencabutan predikat 'beasiswa' untuk Program Bidikmisi sama sekali tidak menghilangkan kualifikasi prestasi akademik bagi para penerimanya karena selain latar ekonomi keluarga yang tidak mampu, mereka pun harus melalui seleksi administasi plus nilai rapot yang ketat semasa di SMA dan wajib lulus kuliah tepat waktu 8 semester (4 tahun) yang hanya bisa dicapai oleh mereka dengan indeks prestasi kumulatif minimal 3.00. Jadi mereka tidak mendapatkan haknya dengan sekedar menadahkan tangan atau berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) semata.

Lantas seberapa besarkah jumlah tunjangan Bidikmisi yang mereka terima ? Laman https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/17  merincinya sebagai berikut;  besaran Biaya Bidikmisi adalah sebesar 6.6 Juta Rupiah/Mhs/Semester yang terdiri atas 2 komponen :

  • Bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar Rp 2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) per-semester per-mahasiswa.
  • Bantuan biaya hidup yang dibayarkan ke rekening mahasiswa sebesar Rp 4.200.000,00 (empat juta dua ratus ribu rupiah) per-semester per mahasiswa yang ditetapkan dengan SK Rektor/Direktur/Ketua.

Jadi mahasiswa menerima uang saku untuk survival selama 6 bulan sebesar Rp. 4,2 juta atau Rp.700 ribu per bulan. Menilik besarannya, pasti Pak Nadiem bakal takjub dengan kemampuan mahasiswa yang sanggup mengelola uang itu untuk bayar kos, makan, transport, dan ... oya, Bidikmisi juga tidak menanggung biaya kuliah lapangan, buku teks, dan pernak-pernik semacam jaket almamater yang tak mungkin tidak dibeli.

Satu-satunya komponen yang bisa diakali alias dihemat gila-gilaan sampai titik darah penghabisan adalah uang makan. Saya baca di berbagai jejak digital bahwa seorang penerima Bidikmisi membagi satu telur mata sapi untuk 3x makan atau sebungkus mie instan dibagi berempat dengan melipat-gandakan kuahnya atau berlauk krupuk aci -- kecap setiap harinya gara-gara transferan Bidikmisi sejak 2015 telat datang bahkan pernah dirapel 3 bulan sekali.

Saya jadi kepikiran para mahasiswa perantauan yang menumpukan pemenuhan biaya hidupnya terutama dari tunjangan Bidikmisi karena kondisi orangtua mereka benar-benar tidak memungkinkan untuk sekedar mengirim uang pengganjal perut bagi buah hati yang tengah berjuang nun jauh dari kampung halaman.

Pak Nadiem pasti mahfum kalau kemampuan survival para penerima Bidikmisi itu bervariasi. Ada yang mampu mengemban keprihatinan itu dengan selamat sampai ke gerbang wisuda, ada yang harus jadi pelanggan puskesmas karena kesehatan merosot drastis akibat kurang gizi, ada yang rapuh secara mental sampai jatuh ke sumur depresi bahkan bunuh diri.

Bagaimanapun sebagai salah satu dari ratusan juta rakyat jelata negeri ini, saya berharap di bawah komando Pak Nadiem yang sangat  high tech dan piawai mengelola keuangan , kisah-kisah mengenaskan tak terulang lagi.  Titip ya, Pak, agar slogan Bidikmisi : 'Menggapai asa, memutus rantai kemisikinan ' tak terhenti hanya sebatas wacana yang gagah semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun