"Masalahnya kita berpikir bahwa semua stres itu buruk."Papar Jeremy Jamieson, asisten profesor psikologi University of Rochester (New York).
Pada tahun 2013 Jeremy dan para koleganya melakukan studi yang hasilnya menunjukkah bahwa saat seseorang (tanpa atau dengan kecemasan sosial) memahami bagaimana tubuhnya merespon terhadap penyebab stres tertentu, misalnya berbicara di depan umum, maka stres yang dialami dalam situasi-situasi sosial yang kurang nyaman akan menjadi jauh berkurang.
Jadi pahami bahwa semua gejala fisik itu adalah alarm alamiah yang dapat membuat orang merasa lebih nyaman saat harus melakukan sesuatu yang biasanya memicu kegelisahan. Para spesialis menyarankan bahwa seseorang harus punya sedikitnya tiga sudut pandang positif untuk mengatasi rasa takut.
4.Lakukan sesuatu yang menyenangkan untuk orang lain
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bersikap ramah pada orang lain memiliki pengaruh positif terhadap suasana hati. Studi tahun 2017 menemukan bahwa melakukan hal-hal baik untuk orang lain akan mengaktifkan area otak yang berkaitan dengan motivasi dan  reward cycle dimana neuron otak akan melepaskan hormon dopamin yang menimbulkan perasaan nyaman.
Kebaikan-kebaikan tanpa pamrih, menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal  Motivation and Emotion tahun 2015, dapat menolong para penderita kecemasan sosial merasa lebih nyaman dalam berbagai situasi sosial.
Hal di atas, menurut penelitinya Jennifer Trew,PhD., dari Simon Fraser University di Burnaby (Kanada), terjadi karena semua kebaikan dan keramahan dapat membantu menangkal ekspetasi sosial negatif dengan menumbuhkan persepsi serta ekspektasi positif seseorang terhadap lingkungan sosialnya.