Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menunda Menopause dengan Membekukan Jaringan Ovarium

6 Agustus 2019   12:01 Diperbarui: 6 Agustus 2019   12:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dijalani atau ditunda ? (doc.istock/ed.Wahyuni)

Banyak perempuan yang telah memasuki fase menopause mengalami berbagai masalah kesehatan yang cukup serius seperti memburuknya kondisi jantung, pelemahan tulang akibat osteoporosis, uring-uringan, kelelahan dan susah tidur, rasa panas di dalam tubuh, sering berkeringat banyak di malam hari, dan merosotnya hasrat seksual.

Segala ketidaknyamanan tersebut di atas telah memicu harapan di kalangan luas kaum Hawa untuk bisa selama mungkin menunda masa menopause mereka. Gayung bersambut karena sekelompok dokter spesialis  in vitro fertilization (IVF, pembuahan sel telur oleh sperma dilakukan dalam tabung reaksi untuk menghadirkan bayi tabung, -pen.) asal Inggris menyatakan bahwa prosedur medis yang mirip IVF dapat digunakan untuk menunda menopause sampai 20 tahun lamanya (The Guardian, 4 Agustus 2019).

Adapun prosedurnya menggunakan teknik bedah keyhole surgery (sayatan bedah berukuran kecil, tak lebih besar dari lubang kunci, -pen.) untuk mengeluarkan sedikit jaringan ovarium yang nantinya akan diiris dan diawetkan dengan cara membekukannya.

Kemudian saat perempuan yang telah menjalani prosedur itu memasuki menopause, beberapa puluh tahun kemudian, jaringan beku tersebut akan ditanamkan kembali ke tubuhnya. 

Dokter biasanya memilih bagian tubuh yang aliran darahnya bagus, seperti area ketiak, untuk ditanami jaringan tersebut yang nantinya berfungsi memulihkan kembali kadar hormon yang telah mengalami penurunan. Selanjutnya diharapkan penurunan gairah seks bisa diatasi dan menopause dapat ditunda.

Operasi penundaan menopause yang dibandrol antara Rp.122,5 juta -- Rp.192,5 juta tersebut ditawarkan pada perempuan maksimal berusia 40 tahun oleh ProFam; sebuah perusahaan di Birmingham (Inggris) yang didirikan oleh Simon Fishel, seorang dokter spesialis IVF sekaligus ketua UK Care Fertility Group, berkolaborasi dengan dokter-dokter spesialis lainnya.

Simon juga merekomendasikan prosedur di atas bagi perempuan yang telah mengkonsumsi obat untuk terapi pengganti hormon namun memiliki banyak keluhan kesehatan akibat terapi tersebut.

Berapa lama menopause bisa ditunda dengan operasi pengawetan jaringan ovarium? Hal itu tergantung pada usia berapa jaringan diawetkan dan ditanamkan kembali. 

Jaringan yang diambil dari perempuan berusia 25 tahun kemungkinan bisa menunda menopause selama 20 tahun terhitung dari saat jaringan ditanamkan kembali, sementara jaringan dari perempuan berusia 40 tahun hanya bisa menunda sampai lima tahun saja.

Prosedur pengawetan jaringan ovarium ini dinilai Simon jauh lebih hemat ketimbang kelak harus mengeluarkan biaya perawatan kesehatan untuk memulihkan kondisi psikis akibat menopause, mengobati jantung yang memburuk kondisinya, atau memperbaiki struktur tulang yang rapuh akibat osteoporosis.

Richard Anderson, Deputi Direktur Centre for Reproductive Health di Edinburg University, yang telah melakukan operasi pembekuan jaringan ovarium ini pada gadis remaja dan perempuan muda selama 25 tahun terakhir menyatakan bahwa transplantasi jaringan dapat memulihkan kadar hormon bukanlah berita baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun