Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sonic Doom, Bising Bisa Membunuhmu lho

6 Juli 2018   08:44 Diperbarui: 6 Juli 2018   09:17 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kebisingan pada tingkat tertentu ternyata bisa merangsang munculnya penyakit dari mulai sakit jantung sampai diabetes Tipe 2 yang bila tak ditangani dengan baik akan menyebabkan kematian. Polusi suara yang berpotensi merenggut nyawa, populer dengan istilah sonic doom, ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata.

European Environment Agency, institusi lingkungan Eropa, menyatakan bahwa polusi suara menyebabkan terjadinya 10,000 kematian dini, 43,000 orang harus dirawat di rumah sakit, dan 900,000 kasus hipertensi di Eropa setiap tahunnya. Kebisingan lalulintas ditengarai sebagai sumber polusi yang paling luas sebarannya dan 125 juta warga Eropa harus berjibaku dengan kebisingan lebih dari 55 desibel sepanjang siang sampai malam setiap harinya. 

World Health Organization, badan kesehatan dunia PBB, mematok batas maksimal 55 desibel sebagai ambang tertinggi yang aman untuk pendengaran manusia dengan memperhitungkan bahwa kepekaan telinga setiap orang terhadap frekuensi suara bersifat heterogen.

Batas maksimal kritis pendengaran adalah 90 desibel, pada level tersebut biasanya telinga sudah akan merasakan sakit yang luar biasa. Mereka yang sudah pernah mendengar bunyi/suara mendekati ambang kritis biasanya akan memperlihatkan gejala mudah tersinggung, susah tidur, gampang stress, dan bahkan mengalami berbagai gangguan kesehatan pada jantung, sistem pencernaan, serta sistem pernapasan mereka.

Polusi suara yang bersumber dari kebisingan lalulintas, menurut Dr Yutong Samuel Cay, terbukti secara konsisten memicu serangan jantung. Analisa yang dilakukan oleh epidemiologis di Imperial College London itu pada data kesehatan 356,000 orang di Inggris dan Norwegia menunjukkan bahwa terperangkap dalam kebisingan lalulintas dalam jangka panjang akan mempengaruhi kondisi biokimia darah (yang tentunya lambat laun akan merembet pada banyak gangguan di sistem tubuh lainnya mengingat fungsi darah sebagai penyalur tunggal nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh sekaligus pembuang sampah sisa metabolisme/pernapasan, -pen.).

Selain itu, masih menurut Cai, sebuah studi di Jerman tahun 2015 menemukan bahwa penduduk yang tinggal berdekatan dengan jalan-jalan yang bising memiliki resiko terkena gejala-gejala depresi 25 persen lebih tinggi dibanding mereka yang hidup di daerah lebih sepi. Mirisnya kebisingan juga ternyata terkait dengan gangguan kognitif dan penyimpangan perilaku di kalangan anak-anak sama besarnya dengan gangguan pola tidur dan kerusakan pendengaran mereka.

Hal lain yang cukup menarik untuk direnungkan bahwa selain hiruk pikuk jalanan/bandara/stasiun kereta, kebanyakan orang ternyata lebih gampang jengkel terhadap gangguan kebisingan yang bersumber dari ulah manusia lainnya. Menyetel musik kelewat keras, kegaduhan saat memindah-mindahkan barang, atau teriakan para penonton siaran pertandingan sepakbola terbukti lebih gampang bikin orang naik darah ketimbang deruman mesin kendaraan atau suara klakson bersahut-sahutan. Jadi kalau anda berbagi dinding rumah dengan tetangga, pastikan mengatur volume saat konser di kamar mandi, ya ....

 

Referensi

https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2018/jul/03/sonic-doom-noise-pollution-kills-heart-disease-diabetes

https://www.merdeka.com/sehat/seberapa-besar-ambang-batas-pendengaran-manusia.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun