Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) berhasil berinovasi menciptakan buku berbasis teknologi augmented reality 3D. Adalah buku Hi World: Fight The Pandemic, buku cerdas coronavirus berfitur oximeter terintegrasi ragam bahasa daerah.
Tim ini diketuai Dewi Sabrina Meidyanti dari Teknik Mesin, dengan anggota Annas Tohuri, Masqurriah, Hernanda Ade, dan Dedi Candra yang tergabung dalam beberapa disiplin ilmu.
Menurut Sabrina, inovasi ini dilatarbelakangi karena saat ini sebanyak 11,3 persen dari total pasien Corona di Indonesia adalah anak-anak. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan bahwa artinya, 1 dari 9 atau 10 orang yang terinfeksi itu adalah anak atau di bawah 18 tahun.
Selain itu, literasi membaca di Indonesia berada di level rendah yakni sekitar 37,32 persen. Dari sekitar 1.000 orang hanya 1 orang yang suka membaca di Indonesia. UNESCO menyatakan Indonesia berada di urutan kedua dari bawah perihal literasi di dunia, yang artinya negara dengan minat membaca yang sangat rendah. permasalahan tersebut juga disebabkan oleh jumlah buku yang terbatas dan pengemasan buku yang kurang menarik serta minimnya sentuhan teknologi.
Sabrina dan timnya kemudian, mengusung ide kreatif membuat buku yang lebih menarik. Cara kerja buku juga sederhana, melibatkan gadget, animasi dan audio visual.
“Kami membuat buku perlindungan diri dari covid dengan puluhan ilustrasi berwarna berfitur oximeter. Di beberapa ilustrasi akan memunculkan animasi dalam bentuk audio visual yang berasal dari program augmented reality, selain itu terdapat pula QR code yang mengarah ke vidio pembelajaran serta artikel kesehatan. Saat ini hampir semua orang memiliki gadget, maka kami tidak memandang teknologi sebagai ancaman, melainkan potensi besar yang dapat dikolaborasikan dalam upaya meningkatkan angka literasi serta penekanan jumlah pasien covid anak-anak di Indonesia,” ucap Sabrina yang juga penulis naskah buku ini.
Hi World seri Fight The Pandemic, lanjut dia, diambil menjadi judul buku cerdas tersebut karena memuat upaya-upaya pencegahan covid serta fakta menarik yang ada di dunia . Selain itu ragam bahasa daerah yang diangkat juga menjadi salah satu poin penting dalam rangka pelestarian bahasa daerah bagi generasi muda, seperti bahasa madura, jawa, sunda, batak, dan sebagainya.
“Ilustrasi yang ada juga disesuaikan dengan isi naskah, agar nilai-nilai pembelajaran yang disampaikan tersebut muncul. Selain itu puluhan ilustrasi yang dicetak berwarna, juga menjadi salah satu cara agar pemula lebih tertarik untuk membaca bukunya,” ungkap Annas, ilustrator buku Hi World.
Penggunaan program pada buku cukup mudah. Program yang telah terinstal dalam android akan terintegrasi dengan aplikasi kamera, untuk menikmati animasi, artikel serta vidio pembelajaran cukup arahkan kamera pada setiap QR code yang ada. Animasi, artikel, srta vidio akan muncul pada layar dan menggambarkan bagian cerita yang divisualisasikan. ilustrasi yang ada akan memunculkan animasi sehingga alternatif menikmati isi buku bisa lebih beragam dan menarik.
Masqurriah dan Dedi yang bertanggung dalam bidang produksi dan pemasaranan mengungkapkan bahwa segmentasi dari pengguna buku seharga Rp. 150.000,- tersebut adalah usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
