Dari ketinggian sekitar 1.000 (seribu) meter di atas permukaan laut, di puncak Bukit Margalla, yang merupakan bagian dari kaki gunung Himalaya, aku melihat pemandangan Kota Islamabad, nyaris utuh, di malam hari.
Dari jatung kota Islamabad – yang berada di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut – diperlukan waktu tempuh sekitar 30 menit untuk mencapai puncak bukit Margalla. Jalan aksesnya relatif sempit, yang tidak dimungkinkan untuk menyalip. Karena selain sempit juga meliuk-liuk dengan tikungan yang tajam. Kendaraan bergerak dengan kecepatan rata-rata sektiar 30 km per jam.
Bukit Margalla, yang terletak di sebelah utara Kota Islamabad, adalah perbukitan batu cadas, yang di peta Google terlihat berwarna hitam, nyaris tanpa pepohonan.
Di sebuah restoran bernama Monal, yang terletak persis di puncak bukit, sambil duduk mencicipi sajian kuliner khas Pakistan, di meja tamu yang dijejer dan didesain seperti panggung terbuka terbuka, yang menghadap langsung ke lereng bukit, para pengunjung dimanjakan oleh pemandangan yang sungguh indah di malam hari.
Hampir seluruh bagian kota Islamabad terlihat dengan jelas, dari ujung ke ujung, yang ditandai dengan sinar lampu-lampu kota.
Sebagai perbandingan, di beberapa tempat di Indonesia, pemandangan serupa bisa dinikmati. Misalnya dari kawasan Ungaran, kita bisa melihat keindahan kota Semarang di malam hari. Namun dari Ungaran, kota Semarang akan terlihat terpotong-potong, antara lain karena terhalang oleh bagunan atau anak bukit atau pepohonan. Atau Gunung Qasioun (Mount Qasioun) yang juga menawarkan pemandangan kota Damaskus, Suriah.
Namun keunggulan Bukit Margalla di Islamabad adalah karena menyajikan pemandangan kota yang nyaris sempurna: dari Bukit Margalla, hampir seluruh bagian kota Islamabad terlihat dengan jelas, dari ujung ke ujung, yang ditandai dengan sinar lampu-lampu kota.
Ringkas kalimat, dari puncak Bukti Margalla, kota Islamabad terbentang di depan mata, tampak seperti hamparan permadani raksasa yang utuh, dengan kilauan pernak-pernik lampu-lampu kota.
Syarifuddin Abdullah | Islamabad, 30 Maret 2017 / 02 Rajab 1438H.
