Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berita Pembubaran HTI: "Indikator Kehilangan Orientasi"

9 Mei 2017   09:43 Diperbarui: 9 Mei 2017   10:02 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsip pribadi, fotokopi pernyataan Menko Polhukam 08 Mei 2017.

Pada 08 Mei 2017, Wiranto yang berbicara atas nama Menko Polhukam membuat pernyataan terkait pembubaran HTI. Kontan berita itu menjadi viral, baik di situs-situs media mainstream, semi mainstream, dan tentu menjadi bancakan para netizen di semua akun aplikasi Medsos.

Saya coba mencermati naskah pernyataan yang diteken Wiranto. Dan kesimpulannya ternyata sangat sederhana: berita tentang pembubaran HTI oleh Menko Polhukam ternyata masih berupa wacana, baru sebuah sikap dan pandangan tentang perlunya pembubaran HTI dengan sejumlah alasan. Judul resmi pandangan itu pun berbunyi: “Pernyataan Pemerintah tentang Ormas HTI”. Ini pernyataan, Bung. Bukan keputusan pembubaran.

Saya tidak terlalu tertarik mengomentari alasan-alasan pembubaran itu. Tapi ada dua hal yang perlu dicatat di sini, yang mestinya sejak awal dijadikan acuan aksioma setiap merespon pernyataan pejabat publik: (1) Kemenko Polhukam bukan lembaga negara yang berhak atau berwenang membubarkan Ormas. (2) Menko Polhukam bukan pejabat negara yang berhak membubarkan Ormas.

Jika dalam dua pakem yang sangat sederhana seperti itu saja kita masih linglung memahami dan menempatkannya secara benar, ya jangan bicaralah tentang gagasan-gagasan besar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan ini yang saya maksud, kehilangan orientasi.

Tegasnya, viralnya berita pembubaran HTI itu yang menyebarkan-luaskan pemahaman yang salah kaprah mengindikasikan: pertama, para pihak yang memberitakan pernyataan itu sebagai pembubaran, bisa dipastikan tidak memiliki acuan atau frame berpikir dalam merespon setiap persoalan kenegaraan. Kedua, kok rada-radanya ada sekelompok tokoh, pejabat, pegiat Ormas, fungsionaris Parpol atau aktivis, yang memang memiliki nafsu besar untuk membubarkan Ormas tertentu.

Tentu bisa dipahami jika kemudian pembubaran HTI itu akhirnya nanti direalisasikan benar, melalui mekanisme yang sudah disepakati dalam menjalankan hidup berbangsa dan bernegara. Tapi itu persoalan lain, Bung.

Sebagai komentar penutup: jika saya panik menghadapi sesuatu – yang mestinya dan normalnya tidak membuat saya panik – maka kepanikan itu menunjukkan kelas dan kapasitas saya.

Syarifuddin Abdullah | Jakarta, 09 Mei 2017 / 12 Sya'ban 1438H.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun