Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Afghanistan (8): Bagaimana Nasib Personil Tentara Nasional Afghanistan?

31 Agustus 2021   23:33 Diperbarui: 1 September 2021   03:43 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: aljazeera.net, bagian dari pasukan khusus ANDSF (Afghanistan National Defense and Security Forces)

Kalau mencermati berbagai pemberitaan media-media global tentang situasi keamanan dan politik di Afghanistan selama dua pekan terakhir (15 hingga 31 Agustus 2021), hampir seluruhnya fokus pada analisis kesuksesan Taliban menguasai Kabul, lalu proses evakuasi ketika ribuan calon pengungsi antri di Bandara Kabul; kemudian potensi ancaman aksi teror, dan aksi bom kembar (26 Agustus) disusul serangan 5 roket ke bandara Kabul (30 Agustus), dan seterusnya, dan seterusnya.

Memang ada beberapa laporan atau analisis tentang ANDSF, namun lebih fokus ke kajian tentang bagaimana mereka begitu mudahnya dikalahkan oleh Taliban, bahkan tanpa pertempuran.

Mungkin saya yang luput. Tapi tidak banyak peliputan atau analisis terkait nasib personil Tentara Nasional Afghanistan (ANDSF = Afghanistan National Defense and Security Forces), yang menurut sebuah sumber berjumlah sekitar 352.000 personil, pernah dilatih oleh pasukan Amerika dan memiliki peralatan tempur canggih. Dan selama 20 tahun, konon Amerika telah menggelontorkan dana sekitar 89 miliar USD (setara sekitar Rp1,2 triliun dengan asumsi kurs 1 USD = Rp14.000) untuk keperluan logistik dan pelatihan personil ANDSF.

Memang tidak ada angka pasti terkait berapa sesungguhnya jumlah personil ANDSF. Lembaga riset CNA menyebutkan angka 352.000 personil, namun yang benar-benar aktif hanya sekitar 96.000 personil.

Majalah The Economist edisi online 15 Agustus 2021 (melalui artikel berjudul The Taliban Terrifying Triumph in Afghanistan) menyebut angka 350.000 personil ANDSF.

Sementara Presiden Amerika, Joe Biden, dalam pidatonya pada 16 Agustus 2021, menyebut angka 300.000 (Afghan military force of some 300.000 strong).

Sebuah laporan di koran La Figaro (Perancis), dengan mengacu pada laporan Pusat Pemberantasan Terorisme di bawah institusi militer West Point yang dipublikasikan pada Januari 2020, menyebutkan bahwa angka 300.000 itu terlalu dibesar-besarkan. Sebab sebenarnya pasukan aktif ANDSF kurang dari 100.000 (seratus ribu) personil. Dan hanya separuh dari 100.000 (seratus ribu) itu yang dapat dikategorikan sebagai pasukan tempur.

Lebih jauh disebutkan, dari angka 100.000 personil itu, hanya sekitar 18.000 (delapan belas ribu) di antaranya yang efektif di bawah komando Departemen Pertahanan Afghanistan.

Tapi bahkan jika kita mengacu pada angka yang paling moderat (misalnya 100.000 ribu personil), jumlahnya tetap signfikan, dan tetap saja layak dipertanyakan: bagaimana nasib mereka itu setelah Taliban menguasai rezim kekuasaan di Afghanistan?

Berbagai analisis menyebutkan sejumlah kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, sebagian personil ANDSF berhasil lari keluar dari Afghanisan pada Sabtu dan minggu (14 dan 15 Agustus 2021) ke wilayah Tajikistan. Tapi kan tidak mungkin semua akan berhasil melarikan diri keluar dari Afghanistan.

Kedua, sebagian personil ANDSF mungkin secara sukarela melepas seragamnya, menjadi rakyat sipil dan pulang ke kampung halamannya, sambil menunggu nasibnya ditentukan oleh Taliban.

Ketiga, sebagian personil ANDSF barangkali memilih tunduk dan bahkan bergabung ke pasukan Taliban. Tapi kemungkinan ini sangat kecil.

Keempat, sebagian personil ANDSF melepas pakaian seragam militernya lalu bergabung dengan massa yang antri untuk dievakuasi di Bandara Kabul selama dua pekan terakhir (sejak 15 hingga 28 Agustus 2021). Jika pun ia, jumlah yang berhasil lolos dievakuasi tidak akan terlalu signifikan.

Kelima, sebagian personil ANDSF lari ke wilayah Panjshir, provinsi yang terletak sekitar 65 km ke arah utara dari Kabul. Dan Panjshir memang tidak/belum dikuasai secara penuh oleh Taliban hingga hari ini (31 Agustus 2021). Alasannya, di wilayah Panjshir, memang muncul gerakan perlawanan terhadap Taliban, yang dipimpin Ahamd Shah Masoud. Ada berita yang menyebutkan, sekitar 9.000 (sembilan ribu) mantan ANDSAF telah bergabung dengan pasukan Ahamd Shah Masoud di Panjshir.

Sebagai catatan, Amrullah Saleh, mantan kepala intelijen Afghanistan (NDS/National Directorate of Security) sekaligus mantan Wakil Presiden di era Presiden Abdul Ghani, juga lari dan bersembunyi di wilayah Panjshir, dan mengumumkan bahwa dirinya masih sebagai Wakil Presiden yang sah (sesuai konstitusi), dan bersumpah untuk tidak tunduk pada Taliban, dalam kondisi apapun.

Terus terang, tidak satupun dari lima poin analisis itu yang dapat menjawab pertanyaan kunci: bagaimana nasib ribuan personil ANDSF?

Oleh karena semua personil ANDSF diasumsikan akan diposisikan sebagai musuh Taliban, maka nasib mereka jelas akan ditentukan oleh Taliban. Kita berharap, tidak terjadi aksi pembantaian berdasarkan balas dendam terhadap personil ANDSF. Bisa disimpulkan, para mantan personil ANDSF adalah salah satu kelompok masyarakat Afghanistan yang paling khawatir terhadap nasib jiwanya dan anggota keluarganya.

Sebaba bahkan seandainya pun Taliban memaafkan semua personil ANDSF (mantan musuhnya), tetap saja kondisi dan mekanisme perlakuannya akan tetap sangat kompleks. Karena sulit dibayangkan Taliban akan merekrut mantan personil ANDSF sebagai bagian dari pasukan Taliban.

Dan pertanyaan itu akan tetap layak dilontarkan beberapa pekan-bulan ke depan: Bagaimana nasib seluruh personil ANDSF?

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 31 Agustus 2021/ 22 Muharram 1443H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun