Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Afghanistan (6): Berhitung Mundur Menuju Deadline Evakuasi dari Kabul, 31 Agustus 2021

24 Agustus 2021   22:13 Diperbarui: 25 Agustus 2021   00:33 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: screen-shot siaran televisi aljazeera arabic, 24 Agustus 2021

Hati berdebar, telinga ditajamkan dan mata awas mengamati perhitungan mundur menuju hari deadline (batas akhir) proses evakuasi dari Bandara Kabul: Selasa, 31 Agustus 2021, jam 24.00 waktu Kabul (pukul 03.00 WIB, Rabu, 1 Sept) akan menjadi momentum yang berpotensi menjadi mengerikan dan brutal.

Sebagai catatan, penetapan tanggal 31 Agustus 2021 sebagai deadline evakuasi dan penarikan mundur semua pasukan Amerika dari Afghanistan sebenarnya diputuskan sendiri oleh Presiden Amerika Joe Biden pada April 2021. Dan tanggal 31 Agustus itu juga merupakan penundaan terhadap deadline pertama (1 Mei 2021) yang ditetapkan oleh mantan Presiden Amerika Donal Trump dan tertuang dalam kesepatan damai antara Amerika dan Taliban pada Februari 2020.

Beberapa negara anggota koalisi NATO mengkalkulasi, jika jumlah warga yang akan dievakuasi dibandingkan dengan jumlah hari yang tersisa, besar kemungkinan, sampai akhirnya deadline tiba, belum semua evacuee akan terangkut dari Kabul.

Mengacu pada kondisi obyektif lapangan dalam proses evakuasi, Jerman dan Spanyol bahkan menegaskan pada 23 Agustus 2021 bahwa Amerika dan koalisi NATO tidak mungkin dapat mengevakuasi semua Afghan collaborators dari Kabul pada 31 Agustus 2021.

Catatan: Afghan-collaborators adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi warga negara Afghanistan yang pernah bekerja untuk pasukan asing yang menduduki Afghanistan selama 20 tahun terakhir. Presiden Amerika Joe Biden menggunakan istilah lain: vulnerable Afghan (warga Afghanistan yang rentan/terancam).

https://www.kompasiana.com/sabdullah/611d082106310e277b3eb202/afghanistan-dalam-sorotan-mata-dunia-4-kasus-afghan-collaborators

Dan sekali lagi, baik karena alasan keamanan para evacuee atau catatan-daftar nama Afghan collaborator itu memang amburadul sejak awal, sampai hari ini (23 Agustus 2021), Amerika dan anggota koalisi NATO belum mempublikasikan berapa persisnya jumlah Afghan collaborators yang "wajib" dievakuasi dari Afghanistan.

Setelah berlangsung selama 10 hari (15 hingga 24 Agustus 2021), proses evakuasi dari Bandara Kabul memang mengalami eskalasi. Awalnya ditargetkan sekitar 5.000-an orang per hari, lalu meningkat menjadi lebih dari 10.000 orang per hari.

Beberapa sumber menyebutkan, hingga 24 Agustus 2021, Amerika dan anggota koalisi NATO telah berhasil mengevakuasi total lebih dari 50 ribu pria-wanita, tua-muda termasuk anak-anak dari bandara Kabul. Tapi ribuan lainnya masih sedang dalam proses evakuasi.

Sumber foto: screen-shot siaran televisi aljazeera arabic, 24 Agustus 2021
Sumber foto: screen-shot siaran televisi aljazeera arabic, 24 Agustus 2021
Karena terjepit oleh waktu, muncul wacana agar Amerika dan koalisi NATO meminta perpanjangan waktu deadline. Namun Taliban menegaskan, tidak akan menerima tekanan dan desakan untuk memperpanjang deadline. Bagi Taliban, semua tentara asing sudah harus meninggalkan tanah Afghanistan pada 31 Agustus 2021. Alasannya, antara lain, agar Taliban dapat segera mengumumkan kabinet pemerintahan baru Afghanistan.

Dan tiap solusi alternatif yang ditawarkan berayun antara buruk dan terburuk: pertama, mempercepat proses evakuasi; kedua, meminta Taliban untuk memberikan perpanjangan deadline; ketiga, proses evakuasi dipindahkan dari Bandara Kabul ke Bandara Baghram yang berjarak sekitar 50 km ke arah utara dari Kabul; keempat, pasukan Amerika tetap meninggalkan Afghanistan pada 31 Agustus 2021, dan jika masih tersisa Afghan collaborator yang belum dievakuasi, maka proses evakuasi lanjutannya akan diserahkan kepada pihak ketiga. Dan sejauh ini, belum ada pembicaraan serius terkait pihak ketiga.

Apapun itu, jika tidak ada kompromi terkait berbagai alternatif solusi itu, dengan asumsi semua afghan collaborators belum berhasil dievakuasi pada 31 Agustus, dan Taliban tidak berkenan memberikan perpanjangan deadline, maka situasinya akan memanas, khususnya di lingkungan Bandara Kabul.

Segala kemungkinan terburuk bisa meletus, kapan saja. Kemungkinan inilah yang tampaknya diantisipasi sehingga Menhan Jerman menegaskan pada 24 Agusuts 2021 bahwa penolakan Taliban untuk memperpanjang deadline harus disikapi secara serius.

Dan jangan lupa, proses evakuasi ini juga terkait dengan sekiar 5.800 tentara Amerika plus pasukan beberapa negara anggota koalisi NATO, beserta seluruh perlengkapan logistik dan senjatanya, yang kini masih berada dan bertahan di lingkungan Bandara Kabul. Asumsinya, para tentara inilah yang paling terakhir meninggalkan Afghanistan, berdasarkan diktum yang mengatakan: no one left behind (tidak satu pun tentara yang dibiarkan tertinggal di medan tempur).

Mungkin karena itulah, pada 22 Agustus 2021, Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin telah mengaktifkan Civil Reserve Air Fleet, sebuah undang-undang yang membolehkan melibatkan penerbangan sipil untuk membantu proses evakuasi militer. Sejauh ini, 18 pesawat sipil telah beroperasi secara tidak langsung dalam proses mempercepat proses eakuasi dari Kabul.

Tapi, bahkan seandainya tidak satu pun butir peluru ditembakkan pada-dan-paska deadline, situasi Bandara Kabul pada 31 Agustus 2021 tetap berpotensi kembali mempermalukan Pemerintahan Joe Biden dan beberapa pemerintahan negara anggota koalisi NATO. Dan momentum 31 Agustus itu hanya beberapa hari menjelang peringatan 20 tahun peristiwa 9/11, 2001.

Syarifuddin Abdullah | Den Haag, 24 Agustus 2021/ 15 Muharram 1443H

Sumber foto: screen-shot siaran televisi aljazeera arabic, 24 Agustus 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun