Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Duka dan Doa untuk Korban Gempa di Mamuju-Majene, Sulawesi Barat

15 Januari 2021   07:43 Diperbarui: 15 Januari 2021   16:22 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: screen-shoot akun Twitter BMKG, 15 Januari 2021

Akun Twitter BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Gempabumi) mengabarkan tiga kali gempa mengguncang wilayah Sulawesi Barat dalam rentang waktu sekitar 10 jam: 

1. Pada Kamis sore, 14 Januari 2021, pukul 13.35.49, WIB (14.35.49, WITA), terjadi gempa pertama berkekuatan 5,9, berpusat sekitar 4 km arah Barat Laut dari Majene. Tidak ada ancaman tsunami.

2. Sekitar satu jam kemudian, pada Kamis, pukul 15.35.14, WIB (16.35.14, WITA), menyusul gempa kedua, agak ringan, berkekuatan 3,5, dengan episentrum sekitar 40 km ke arah Barat Laut Malili, Luw (Catatan, lokasi episentrum gempa kedua ini sebenarnya lebih dekat ke Mamuju-Majene).

3. Sembilan jam setelah gempa kedua, terjadi lagi gempa ketiga bermagnitude 6,2 terjadi di wilayah Sulawesi Barat (Majene dan Mamuju) pada Jumat dinihari, 15 Januari 2021, pukul 01:28:17 WIB (atau 01:28:17 WITA). Tidak ada ancaman tsunami. Gempa ketiga inilah yang memporak-porandakan kota Mamuju.

Berikut beberapa perkembangan terkini:

Jembatan Bolong yang terletak antara Tappalang dan Kota Mamuju ambruk, terputus. Artinya, Mamuju akan sulit diakses dari arah selatan (Majene).

Getaran gempa juga dirasakan oleh warga yang bermukim di Kabuptan Pinrang, Toraja, Enrekang, Luwu dan Wajo. Bahkan getarannya melintas pulau, terasa sampai ke Balikpaan dan Samarinda.

Di kota Mamuju, sejauh ini, setidaknya dua bangunan utama runtuh: kantor Gubernur rata dengan tanah. Beredar gambar yang membandingkan antara gedung Gubernur sebelum dan sesudah gempa. Yang utuh berdiri hanya tiang benderanya.

Pemandangan yang miris: RS Mitra Manakarra yang berlantai enam ambruk. Sebagian korban pasien/perawat terperangkap di bawah reruntuhan bangunan (belum ada kepastian korban).

Catatan:

Pertama, dalam bencana gempa, semua warga yang berdomisili dalam wilayah terdampak dengan sendirinya dikategorikan sebagai korban, khususnya jika akses darat terputus ke lokasi yang mengalami dampak parah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun