Keenam, sebagian data pemilih yang bocr itu berisi nomor telepon. Padahal daftar pemilih mestinya tidak mencamtumkan nomor telepon. Fakta ini membuktikan bahwa data pemilih yang bocor itu mengacu pada data kependudukan.
Ketujuh, selama ini, Israel memang dikenal memiliki banyak perusahaan IT unggulan kelas dunia. Beberapa di antaranya memproduksi aplikasi dan/atau link yang dapat digunakan untuk menyadap setiap gadget (hand-phone atau laptop) yang menggunakan aplikasi dan/atau mengakse link tertentu. Kasus paling anyar adalah dugaan penyadapan terhadap handphone bos Amazone, Jeffrey Preston Bezos. Bahwa kali ini data pemilih Isreal bocor ke publik, menunujukkan bahwa negara yang tergolong canggih di bidang IT sekalipun tak bebas dari ancaman kebobolan.
Syarifuddin Abdullah | 11 Februari 2020/ 14 Jumadil-tsani 1441H