Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melintasi Sepertiga Benua Eropa

12 Januari 2020   04:46 Diperbarui: 12 Januari 2020   14:57 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika melintasi jalur darat yang melintang dari Den Haag Belanda di pantai barat Benua Eropa menuju kota Constanta di pantai timur Romania, total jaraknya sekitar 2.500 km (berdasarkan aplikasi google map).

Di awal Januari 2020, saya menjajal jalur itu kira-kira sepertiganya saja: dari Den Haag di Belanda menuju Berlin di Jerman, yang berjarak sekitar 700 km, dengan melintasi ruas tol A12 dan A1 dan sejumlah kota utama di Belanda (Utrecht dan Apeldoorn), serta beberapa kota ternama di Jerman: Rheine dan Hannover.

Jarak sekitar 700 km itu ditempuh 6 - 7 jam. Berangkat dari Den Haag sekitar pukul 03.00 dinihari, dan tiba di Berlin sekitar pukul 09.30, menyusuri jalan tol nomor 30, 2, 10 dan 115 di wilayah Jerman. Tentu dengan berhenti istirahat setiap dua-tiga jam untuk meregangkan otot sambil merokok dan menyeruput kopi.

Berbeda dengan peraturan speed limit di Belanda yang hanya maksimal 130 km per jam, itupun cuma di sejumlah ruas tol saja, di beberapa ruas tol di Jerman, terutama di jalan tol 30 dan 2, pengemudi diberikan kesempatan memacu kendaraannya tanpa batas.

Namun sebagian besar pengemudi rata-rata memacu kendaraan dengan kecepatan 120 - 140 km per jam. Dan sesekali terlihat satu-dua pengemudi yang memacu mobilnya dengan kecepatan 150 - 160 km per jam.

Di beberapa ruas itu, ketika jalan di depan benar-benar sepi, sesekali saya memacu kendaraan dengan kecepatan 180 km per jam. Dan saya perhatikan kiri-kanan dan muka-belakang, tak satupun kendaraan yang mengikuti.

Ruas tol nomor 30 dan 2 di Jerman, pada hari itu, kebetulan relatif sepi. Dengan formasi 3 lane (lajur) untuk satu arah, pengemudi tak terlalu risau dengan mobil-mobil truk, yang umumnya disiplin dan konsisten melaju di jalur paling kanan dari 3 lane yang ada.

Sekali waktu, di ruas jalan tol nomor 30 Jerman, mobil saya sedang melaju dengan kecepatan 180 km per jam. Tiba-tiba di belakang saya, terlihat di kaca spion, ada mobil ingin menyalip. Saya membantin: rupanya masih ada juga yang melaju lebih kencang.

Seperti umumnya di wilayah Eropa, mobil yang mau menyalip itu tidak membunyikan klakson, tidak juga memberikan kode lampu jarak jauh untuk mendesak ingin menyalip (seperti lazim dilakukan para supir di Indonesia). 

Tapi secara etika di jalan raya, saya tahu diri: saya melambankan kecepatan ke sekitar 140 km per jam, dan segera beralih ke jalur 2 (atau jalur tengah). Memberi isyarat: monggo duluan.

Persis ketika mobil itu menyalip di jalur kiri, saya melirik: terlihat sedan jenis sport, yang saya perkirakan melaju dengan kecepatan sekitar 200 km per jam (saya lalu teringat kejadian sekitar tahun 2014: dalam perjalanan darat dari Jeddah ke Riyadh yang berjarak sekitar 1.000 km, teman yang menyetir mobil sesekali memacu kendaraan dengan kecepatan 240 km per jam).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun