Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pernyataan Menunjukkan Kualitas Pemimpin

6 Juni 2018   18:30 Diperbarui: 6 Juni 2018   19:18 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimat kuat yang dirumuskan hanya dalam beberapa kata dan mengandung makna yang menukik, hanya mungkin muncul dari seseorang yang memiliki pikiran jernih dan runtut. Dan salah satu karakter pikiran jernih dan runtut adalah tidak gegabah mengambil kesimpulan yang meloncat-loncat.

Kejernihan dan runtutnya pikiran muncul atau terjadi karena penguasaan persoalan, kekayaan pengalaman, keluasan perspektif, dan kedalaman perenungan. Melaluinya, muncul ungkapan-ungkapan yang bernas dan layak kutip.

Ungkapan Adre Gide yang mengatakan, "it's better to be hated for what you are than to be loved for what you are not", adalah kalimat yang hanya mungkin terformulasikan setelah melalui proses analisa yang tajam dan perenungan yang dalam terhadap realitas. Sebab tidak gampang merumuskan kalimat: "Lebih baik dibenci karena sesuatu yang memang menjadi bagian dari Anda, daripada Anda dicintai karena sesuatu yang sebenarnya Anda tidak punya".

Contoh lain: "Ijazah adalah tanda seseorang pernah sekolah, bukan tanda dia pernah berpikir" (Rocky Gerung). Ungkapan ini menelanjangi bukan cuma kualitas sarjana di Indonesia, tapi terutama para pejabat negara yang gandrung menderet titel akademis di kartu namanya.

Selama kurang lebih tiga tahun terakhir, saya mencermati secara day-to-day gerak dan pernyataan seorang tokoh nasional; dan tak pernah sekalipun saya mendengar atau membaca pernyataannya yang bernas dan layak kutip, yang menunjukkan dia memiliki gambaran utuh tentang membangun negara dan bangsa dengan segala kompleksitasnya.

Ada yang membantah dengan mengatakan, dia tipe pemimpin yang bekerja, bukan tipe pemimpin yang berpikir. Bantahan ini sangat menyederhanakan persoalan. Sebab bekerja tanpa acuan pikir yang jelas bisa memicu kekacauan yang berlapis-lapis. Dan kayaknya itulah yang sedang terjadi saat ini.

Syarifuddin Abdullah | 06 Juni 2018 / 21 Ramadhan 1439H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun