Mohon tunggu...
syarifuddin abdullah
syarifuddin abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Seni dan Perjalanan

Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kaya dan Miskin

13 Januari 2018   22:01 Diperbarui: 14 Januari 2018   08:02 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wikipedia.org

Membaca tentang orang-orang kaya dan kekayaannya selalu menyenangkan. Meski tidak atau belum ikut merasakannya.

Lalu menjelajahi kategorisasi dalam piramida kesejahteraan ala Dennis Gilbert (2002), atau rumusan Leonard Beeghley (2004) atau William Thompson bersama Joseph Hickey (2005). Ketiga pakar ekonomi ini, meskipun berbeda dalam merumuskan jenjang kesejahteraan, namun jika coba disimpulkan, ketiganya sepakat bahwa secara umum, piramida kesejahteraan cuma ada tiga: (1) kaya, (2) antara kaya-miskin dan (3) miskin. Karena masing-masing kelompok disubkelompokkan lagi, akhirnya munculllah bermacam-macam istilah.

Upper Class: yakni mereka yang masuk dalam kategori "Top 20 persen" terkaya di suatu negara. Kelompok ini biasanya dibagi lagi menjadi Top 1 persen, lalu Top 5 persen yang kadang disebut superzips dan Top 10 persen.

Lalu kelompok "20 persen kedua" yang lazim disebut upper middle class. Mereka ini sudah kaya, tapi belum kaya-kaya banget.

Kemudian kelompok "20 persen ketiga"yang disebut lower middle class, yakni mereka yang sudah berjuang dan relatif mapan. Seluruh kebutuhan sekunder sudah terpenuhi

Selanjutnya kelompok "20 persen keempat", biasa disebut lower class, yang kalau dibahasakan kira-kira orang yang habis bulan habis duit; penghasilan mungkin hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primernya.

Terakhir, kelompok 20 persen paling bawah yang biasa disebut under class atau under lower class atau poor (miskin), yakni mereka yang penghasilannya tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan normal hidupnya.

Beragam rumusan piramida kesejahteraan itu juga kadang tidak bisa berlaku umum, karena besaran penghasilan pada setiap kelompok berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya, sesuai dengan total kekayaan setiap negara.

Kelompok 1 persen orang terkaya di Indonesia penghasilan tahunanya minimal 100.000 USD (sekitar Rp1.300.000.000). Sementara kelompok 1 persen orang terkaya di Amerika, penghasilan tahunannya paling kurang 340.000 USD (sekitar Rp4.420.000.000). Di Amerika bahkan dikenal kelompok Top 0,01%, yang penghasilan tahunannya paling kurang 8.000.000 USD (sekitar Rp104.000.000.000). (The Economist, edisi 13 Oktober 2017: How to get rich in America).

Untuk kasus Indonesia, menurut laporan Credit Suisse 2016, total kekayaan Indonesia sebesar 2 triliun USD (sekitar Rp26.000 triliun, dengan asumsi kurs 13.000 per 1 USD). Hampir 50 persen di antaranya dikuasai oleh cuma 1 persen penduduk. Artinya, dengan asumsi penduduk Indonesia 250 juta jiwa, ada 2,5 juta WNI yang menguasai Rp13.000 triliun).

Dan dominasi kelompok 1 persen terhadap kekayaan nasional tersebut bukan hanya fenomena Indonesia. Di Amerika, 1 persen orang terkaya menguasai 42 persen kekayaan nasional. Di Rusia lebih gila lagi: 1 persen penduduk terkaya menguasai 74 persen kekayaan nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun